Mohon tunggu...
Sultan Ali Zaman
Sultan Ali Zaman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tak pandai bicara, tak pandai menulis...hanya dapat mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Money

IDR, Sumber Malapetaka di Kasus Bank Century

8 Februari 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dari paparan di atas, maka dapat dimengerti mengapa para pejabat BI terkesan tutup mulut mengenai apa sebenarnya yang terjadi pada Bank Century. Karena jika diblow-up, konsekwensi yang akan dihadapi adalah hilangnya kepercayaan publik terhadap kredibilitas Bank Central kita ini. Bahkan pada titik ekstrim, bisa terjadi chaos, terjadi parlemen jalanan seperti yang terjadi pada 1998 silam.

Mengenai status uang yang dikucurkan ke Bank Century, saya 100% yakin bahwa uang itu adalah hasil transaksi tidak lazim yang dilakukan BI pada Bank-Bank konvensional lainnya sejak diluncurkannya uang pecahan Rp. 100.000,- pada tahun 1999 silam. Ini diperkuat dengan pernyataan para pejabat BI dan LPS yang tidak satu koor. Ini menunjukan bahwa dana itu adalah dana "siluman" yang keberadaannya di luar keuangan Negara. Lalu, kenapa pula PPATK tidak mampu "menyentuh" transaksi-transaksi tidak lazim tersebut? jelas bahwa transaksi yang dilakukan serba kes, tidak ada satu pun yang via rekening, karena memang melakukan transaksi dengan uang IDR tidak bisa dilakukan secara sistem, yong uangnya juga tidak ter-registrasi di sistem, he...

Yang dilakukan dengan melalui sistem hanyalah pertukaran berdasarkan perbandingan seperti yang saya kemukakan di atas. Adapun pengalihan uang semuanya kes, murni via teller ...

Mengenai perubahan besarnya kucuran dana century, ini mencerminkan betapa kalutnya para pejabat BI menghadapi perubahan peraturan yang dikeluarkan oleh World Bank. Seperti biasa, kekalutan biasanya melahirkan kebijakan-kebijakan yang tidak ter-planning, tidak popular dan tanpa SOP yang jelas.

So, untuk mencari jalan keluar kasus Bank Century, satu-satunya jalan adalah menunggu "suntikan" dana pengganti IDR dari World Bank. Setajam apapun investigasi yang dilakukan oleh pansus, tidak akan berimplikasi apapun terhadap penggantian uang para nasabah yang sudah raib entah kemana. Bola api kasus century kini ada di tangan Presiden SBY. Sebagai seorang kepala Negara, sudah seharusnya beliau mengambil tanggungjawab agar kasus century ini tidak menjadi polemik berkepanjangan. Seperti komentar seorang penelepon di acara Bedah Editorial MetroTv dalam tema Negeri se-olah-olah tadi pagi, Ibu Nani kalo ga salah nama penelpon tersebut berkata ; "Saya sangat menunggu Pak SBY berkata, This is my responsibility".

Saya pribadi yakin, SBY beserta lingkarannya mengetahui secara pasti tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik kasus Bank Century. Apalagi beliau adalah seorang mantan Jenderal dan pernah dekat dengan lingkaran cendana. Namun, apa yang dilakukan oleh BI dengan praktek-prakteknya yang tidak lazim merupakan bagian dari kesalahan sistem masa lalu.

Seperti judulnya, artikel ini mencoba mengajak kita semua untuk melihat dengan gamblang latar belakang terjadinya kasus Bank Century yang saya rasa, ini tidak mungkin muncul ke permukaan.

Terakhir, jika IDR ini adalah pembawa malapetaka, maka tuahnya mungkin bisa sampai tujuh turunan. Seperti halnya legenda keris pusaka penyebar maut, sebuah senjata sakti tanpa sarung karya Mpu Gandring yang dibuat atas permintaan Ken Arok demi untuk mewujudkan nafsu ambisiusnya, yaitu merebut Ken Dedes dari tangan Tunggul Ametung, menguasai Tumapel dan menjadi raja Singosari. Namun, belum rampung pembuatannya, Ken Arok mengambilnya secara paksa dari tangan Mpu Gandring dan membunuh sang Mpu. Sumpah Mpu Gandring yang menjadi korban pertama dari ambisi Ken Arok terbukti hingga memakan korban 6 turunan. Sejarah pasti berulang, Anda boleh berinterpretasi siapa Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Ken Arok, Anusapati dan Tohjaya masa kini ? Mari kita saksikan drama century selanjutnya. WallaHu A'lam ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun