Wibowo memeluk erat pundak ayahnya yang mulai renta. Derai tangis pun tak mampu lagi terbendung antar keduanya.
Kedamaian itu kadang memang harus ditebus dengan sebuah keprihatinan. Â Yang terpenting, bagaimana manusia menjalani proses dalam mencapai kedamaian itu.Â
 Percayalah, Tuhan selalu tahu apa yang terbaik bagi  Hamba-Nya. Meski kadang harus terasa perih saat kita menjalaninya. (*)
 NB :
Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata dan terdorong untuk menuliskan di blog ini ketika ada berita heboh tentang seorang lelaki yang mengaku ditelantarkan ayah kandungnya. Jika ada nama  dan tempat yang sama, sesungguhnya hanya kebetulan semata.
 Semoga kisah ini dapat menjadi renungan bersama, bahwa lelaki hebat, tak mencari sensasi atas nama besar ayahnya.Â
 == SALAM DAMAI ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H