Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Untukmu Kartini di Perantauan, Berjuanglah Kamu Bisa!

22 April 2019   05:56 Diperbarui: 27 April 2019   17:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu bangganya orangtuamu ketika ada orang yang bertanya, pak, bu, anak perempuannya kemana? Dia sedang bekerja di Kota A atau sedang menempuh pendidikan di Kota B. Luar bisa bukan? 

Cukup buktikan bahwa kamu sanggup, tangguh dan mampu menjadi perantau yang tidak lemah seperti stereotip orang-orang pada umumnya menilai perempuan.

3. Perempuan menjadi sosok penting dalam keluarga, apalagi jika dia menjadi perempuan satu-satunya. Selagi orangtua masih muda, merantaulah dahulu hingga nanti kau kembali dengan kesuksesan berlimpah untuk membahagiakan keluargamu.

Kita tidak bisa memilih akan terlahir dari rahim ibu yang mana, bapak yang seperti apa atau silsilah selevel apa. Mungkin bagi mereka yang terlahir dari keluarga kaya raya, harta melimpah yang  tidak habis sampai 7 turunan, mereka tidak harus berjuang keras meraih kesuksesannya. 

Dengan hanya duduk berdiam diri dirumah saja, toh harta mereka tidak akan habis terpakai. Tapi bagaimana jika kita terlahir dari keluarga yang berkebutuhan pas-pasan? Mungkinkah kita tidak butuh berjuang?

Perempuan yang merantau memang akan menimbulkan kekhawatiran berlebih terutama dari orangtua dan keluarga terdekat. Mereka akan sangat khawatir dan was-was melepaskan anak perempuannya pergi jauh meninggalkan rumah apalagi jika perempuan tersebut adalah perempuan satu-satunya dalam keluarga. 

Tanpa terkecuali, kita sebagai anak juga akan merasa begitu bimbang akan keputusan tersebut. Intinya mantapkan diri, iya mereka memang khawatir, tapi pikirkanlah kegagalan yang akan menghampiri ketika kita juga menjadi lemah. Yakinkan  bahwa semua akan baik-baik saja. Memilih untuk berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian? Atau sebaliknya. Berenang-renang dahulu baru berakit-rakit kemudian?

Jika sukses tidak dicari sekarang? Lantas Kapan lagi? Intinya yakinkan mereka bahwa kamu bisa. Ingatlah selalu pesan mereka, jangan nodai kepercayaan mereka, mintalah doa restu mereka, berikan selalu kabar berita kepada mereka agar mereka tenang dan berjanjilah bahwa kamu akan kembali dengan membawa segudang kesuksesan untuk mereka.

4. Saat merantaulah, jiwa kemandirian, kedisiplinan dan menghargai waktumu terlihat begitu dominan

Sedari kecil ilmu mandiri, disiplin dan menghargai waktu menjadi hal penting yang selalu ditanamkan dalam diri. Ketiga aspek tersebut diajarkan tentunya dengan segudang alasan. Percaya  saja, semua akan terasa ketika sudah tumbuh menjadi dewasa apalagi bagi perempuan perantau. Saat merantau, kita dituntut  meningkatkan proteksi diri 3x lebih banyak dibandingkan saat tidak sedang merantau. Mengapa demikian?

Saat merantau, secara otomatis otak kecil kita akan terstimulan untuk melakukan aktivitas dan gerakan lebih gercap ( Gerak Cepat) dari biasanya. Contoh sederhana, ketika kita sedang lapar, harus segera mencari makanan atau membuat makanan--harus segera makan--jika tidak segera makan maka akan sakit-- dan jika sakit kita akan repot sendiri--tidak bisa beraktifitas--menghawatirkan keluarga dirumah. Tapi berbeda halnya yang kita rasakan saat tidak sedang merantau atau sedang berada dirumah. Gak percaya? Buktiin aja..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun