Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Untukmu Kartini di Perantauan, Berjuanglah Kamu Bisa!

22 April 2019   05:56 Diperbarui: 27 April 2019   17:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menjalani kehidupan bersama kedua orangtua, keluarga besar dan handai taulan merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan bagi setiap orang tanpa terkecuali. Betapa tidak, keluarga merupakan tempat terbaik, ternyaman, penuh cinta dan kasih sayang serta terciptanya jutaan kebahagiaan yang luar biasa hingga terciptanya zona nyaman yang mengancam.

Zona nyaman itu baik, akan tetapi dalam kondisi tertentu, zona nyaman dapat berbahaya jika dibiarkan berlarut-larut tanpa reaksi apapun. Seperti kutipan Steve Siebold dalam bukunya How Rich People Think, pernah menyebutkan bahwa "...orang-orang sukses justru merasa nyaman ditengah situasi atau kondisi yang tidak pasti. Mereka keluar dari comfort zone demi mencapai goal yang diinginkan". Disitu ditemukan titik temunya bahwa Orang Sukses berada pada kondisi yang tidak pasti.

Merantau menjadi alternatif untuk membebaskanmu dari zona nyaman. Berat memang, tidak semudah yang dibayangkan apalagi bagi perempuan. Sosok perempuan yang notabene terkenal sebagai sosok yang lemah, mudah rapuh dan sangat bergantung pada keluarga. Kekhawatiran berlebih dan tantangan luar biasa  juga akan ditemui saat memulai perantauannya.

Mengapa perempuan harus merantau untuk mencari kesuksesannya?

1. Merantau akan mengenalkanmu dengan tempat  baru hingga dunia baru 

Pada suatu masa, kita dilahirkan, bermain bersama teman-teman, tumbuh besar hingga menamatkan sekolah di kampung halaman. Tentunya kita sudah faham betul bagaimana kondisi lingkungan tempat kita tinggal, karakter orang-orangnya dan kebiasaan yang seringkali dilakukan di kampung halaman kita tersebut. 

Sangat menyenangkan memang, tapi tahukah ketika kita berada pada lingkungan yang hiruk pikuknya monoton tersebut, disitu kita akan kesulitan mendapatkan moodbooster dan greget untuk meraih kesuksesan. Sebenarnya bisa saja, tapi butuh berjuang lebih dari biasanya. Disitu kita akan kesulitan melakukan ATM ( Amati, Tiru, Modifikasi) hal baru dari kampung halaman kita.

Lain cerita ketika kita melakukan perantauan. Dari perantauan kita bisa mengukir mimpi tentang pengalaman baru, bertemu orang-orang baru, suasana baru dan ilmu baru yang tentunya bermanfaat untuk diri kita sendiri dan berharap agar ilmu baru tersebut dapat kita modifikasi dan terapkan di kampung halaman agar menjadi lebih baik. Memegang teguh pepatah : "Sejauh-jauhnya burung terbang, pasti akan pulang ke sarangnya". Agar nantinya tidak terlena di perantauan.

2. Perempuan menjadi sosok yang dikenal lemah, lebih manja, tetapi dengan merantau orang akan melihatmu begitu tangguh dan kuat

Dalam bahasa Jawa (Jarwa Dosok), kata wanita memiliki makna wani Ing tata. Wani yang berarti Berani dan Ing Tata yang bermakna ditata. Kalimat tersebut seolah berkonotasi bahwa perempuan itu lemah sehingga perlu ditata. Dikarenakan anggapan ke "lemah lembut an" nya tersebut kemudian perempuan diidentikkan dengan sosok yang begitu tak berdaya, lemah dan lugu. 

Akan tetapi siapa sangka, ketika seorang perempuan berani mengambil keputusan untuk merantau dan meninggalkan kampung halamannya untuk meraih kesuksesan, disitu dia akan mendapatkan satu poin utama yang tidak akan diperoleh oleh perempuan lainnya bahkan laki-laki sekalipun yang tidak melakukan perantauan.

Begitu bangganya orangtuamu ketika ada orang yang bertanya, pak, bu, anak perempuannya kemana? Dia sedang bekerja di Kota A atau sedang menempuh pendidikan di Kota B. Luar bisa bukan? 

Cukup buktikan bahwa kamu sanggup, tangguh dan mampu menjadi perantau yang tidak lemah seperti stereotip orang-orang pada umumnya menilai perempuan.

3. Perempuan menjadi sosok penting dalam keluarga, apalagi jika dia menjadi perempuan satu-satunya. Selagi orangtua masih muda, merantaulah dahulu hingga nanti kau kembali dengan kesuksesan berlimpah untuk membahagiakan keluargamu.

Kita tidak bisa memilih akan terlahir dari rahim ibu yang mana, bapak yang seperti apa atau silsilah selevel apa. Mungkin bagi mereka yang terlahir dari keluarga kaya raya, harta melimpah yang  tidak habis sampai 7 turunan, mereka tidak harus berjuang keras meraih kesuksesannya. 

Dengan hanya duduk berdiam diri dirumah saja, toh harta mereka tidak akan habis terpakai. Tapi bagaimana jika kita terlahir dari keluarga yang berkebutuhan pas-pasan? Mungkinkah kita tidak butuh berjuang?

Perempuan yang merantau memang akan menimbulkan kekhawatiran berlebih terutama dari orangtua dan keluarga terdekat. Mereka akan sangat khawatir dan was-was melepaskan anak perempuannya pergi jauh meninggalkan rumah apalagi jika perempuan tersebut adalah perempuan satu-satunya dalam keluarga. 

Tanpa terkecuali, kita sebagai anak juga akan merasa begitu bimbang akan keputusan tersebut. Intinya mantapkan diri, iya mereka memang khawatir, tapi pikirkanlah kegagalan yang akan menghampiri ketika kita juga menjadi lemah. Yakinkan  bahwa semua akan baik-baik saja. Memilih untuk berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian? Atau sebaliknya. Berenang-renang dahulu baru berakit-rakit kemudian?

Jika sukses tidak dicari sekarang? Lantas Kapan lagi? Intinya yakinkan mereka bahwa kamu bisa. Ingatlah selalu pesan mereka, jangan nodai kepercayaan mereka, mintalah doa restu mereka, berikan selalu kabar berita kepada mereka agar mereka tenang dan berjanjilah bahwa kamu akan kembali dengan membawa segudang kesuksesan untuk mereka.

4. Saat merantaulah, jiwa kemandirian, kedisiplinan dan menghargai waktumu terlihat begitu dominan

Sedari kecil ilmu mandiri, disiplin dan menghargai waktu menjadi hal penting yang selalu ditanamkan dalam diri. Ketiga aspek tersebut diajarkan tentunya dengan segudang alasan. Percaya  saja, semua akan terasa ketika sudah tumbuh menjadi dewasa apalagi bagi perempuan perantau. Saat merantau, kita dituntut  meningkatkan proteksi diri 3x lebih banyak dibandingkan saat tidak sedang merantau. Mengapa demikian?

Saat merantau, secara otomatis otak kecil kita akan terstimulan untuk melakukan aktivitas dan gerakan lebih gercap ( Gerak Cepat) dari biasanya. Contoh sederhana, ketika kita sedang lapar, harus segera mencari makanan atau membuat makanan--harus segera makan--jika tidak segera makan maka akan sakit-- dan jika sakit kita akan repot sendiri--tidak bisa beraktifitas--menghawatirkan keluarga dirumah. Tapi berbeda halnya yang kita rasakan saat tidak sedang merantau atau sedang berada dirumah. Gak percaya? Buktiin aja..

5. Merantau akan memupuk rasa bersyukurmu

Saat seorang perempuan memilih untuk melakukan perantauan, begitu banyak uneg-uneg yang bergelayut dalam fikiran mereka. Itu sudah pasti, karena merantau akan membuatmu jauh dari banyak hal, keluarga, para sahabat, dan membuatmu jauh dari "gebetan" atau pasangan mungkin.

Tapi percayalah, bahwa takdirmu sudah digariskan sebelum kamu terlahir ke muka bumi ini, bahwa semua yang terjadi saat ini sudah ditulis di Lauhul Mahfud-Nya. Tinggal bagaimana caranya bersyukur atas hal itu. Ingat selalu bahwa banyak orang di sekeliling kita yang menginginkan seksuksesan seperti yang kita peroleh saat ini. Mereka pun berjuang tanpa henti untuk meraihnya. 

Alasan apa kita tidak bersyukur atas semuanya? Berkirim doa dan kabar dengan keluarga tercinta, bersalam sapa dengan para sahabat dan bermunajat doa jika jodoh maka mendekat, jika bukan jodoh yaudah kita kat. Sesederhana itu bukan?

Untukmu para Kartini yang sedang berjuang di Perantauan, jangan takut yakini saja, kamu pasti bisa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun