Teori perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson terdiri dari delapan tahap perkembangan yang dialami seseorang dari bayi hingga dewasa. Salah satu tahap yang dikemukakan Erikson adalah tahap kemandirian vs. rasa malu dan ragu ( otonomi vs. rasa malu dan ragu ), yang terjadi pada masa balita, sekitar usia 1,5 hingga 3 tahun. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan rasa kemandirian dan ingin melakukan berbagai hal secara mandiri, seperti makan sendiri, memilih pakaian, dan lainnya.
Tahap Kemandirian vs. Rasa Malu dan Ragu (Otonomi vs. Malu dan Keraguan)
1.Usia Tahap:
Tahap ini biasanya terjadi pada usia sekitar 1,5 hingga 3 tahun, saat anak mulai menjelajahi dunia sekitarnya dengan kemampuan fisik dan motorik yang meningkat, seperti berjalan, berbicara, dan mengambil benda.
2.Perkembangan Kemandirian :
Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan berbagai hal sendiri, seperti berpakaian, memilih mainan, dan lainnya. Mereka mulai mencoba mengendalikan tubuh dan lingkungannya, dan ini adalah cara mereka mengembangkan rasa percaya diri serta kemandirian.
Jika orang tua atau pengasuh memberikan dukungan, membiarkan anak melakukan hal-hal sederhana sendiri, dan memberikan kebebasan dalam batas tertentu, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri dan mandiri.
3.Rasa Malu dan Ragu :
Sebaliknya, jika orang tua terlalu banyak mengontrol, terlalu kritis, atau membatasi keinginan anak untuk melakukan sesuatu sendiri, anak dapat merasa malu dan ragu pada kemampuan mereka.
Anak mungkin merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan salah, atau bahwa mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, yang menyebabkan munculnya rasa malu atau keraguan terhadap kemampuan mereka sendiri.
4.Hasil Positif dan Negatif dari Tahap Ini :
Hasil Positif : Anak yang berhasil melewati tahap ini dengan baik akan mengembangkan otonomi atau kemandirian, yang merupakan landasan untuk mengembangkan kepercayaan diri dan keyakinan pada kemampuan sendiri. Anak akan lebih termotivasi untuk mencoba hal-hal baru dan
Hasil Negatif : Jika anak terlalu sering merasa dikritik atau dibatasi, mereka akan tumbuh dengan perasaan malu atau ragu terhadap diri sendiri. Hal ini bisa menghambat perkembangan emosi mereka dan membuat mereka takut mencoba hal-hal baru di kemudian hari.
5.Peran Orang Tua dan Lingkungan :
Pada tahap ini, peran orang tua sangat penting dalam memberikan dukungan dan dorongan kepada anak. Orang tua yang memberikan kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dan mencoba hal-hal sederhana secara mandiri (misalnya membiarkan anak makan sendiri meski sedikit berantakan) akan membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian.
Memberikan batasan yang wajar juga penting untuk memastikan keamanan, tetapi ini sebaiknya dilakukan dengan cara yang tidak mengekang atau mengurangi rasa percaya diri anak.
Kesimpulan
Tahap kemandirian vs. rasa malu dan ragu dalam teori perkembangan psikososial Erikson adalah masa penting bagi perkembangan kemandirian dan kepercayaan diri anak. Melalui dukungan dan dorongan dari orang tua, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk berdiri sendiri dan belajar percaya pada dirinya sendiri. Jika gagal, anak mungkin mengalami rasa malu dan keraguan, yang dapat berdampak pada perkembangan psikologis mereka di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H