Segelas kopi yang disajikan Bu RT, Ibu Farida, menyambut saya di Kampung Peneleh. Bersama uap hangat yang mengepul di permukaan gelas kopi, kelelahan perjalanan Yogyakarta-Surabaya, menguap di udara pagi bulan Oktober setahun yang lalu.Â
Di sisi gelas kopi saya mencuat gelas kopi Bapak Supeno yang menjabat sebagai Ketua RT di masa kedatangan saya. Ibu Farida memilihkan gelas yang lebih besar untuk saya. Dari perbedaan ukuran gelas itu--gelas kopi untuk saya lebih besar, terlihat ungkapan keramah-tamahan dengan bahasa yang sangat halus dan penghormatan yang luar biasa untuk tamu.
Padahal, saya bukanlah warga Kota Surabaya dan bukan pula warga Kampung Peneleh. Bisa disebut, saya adalah orang yang tidak dikenal warga Kampung Peneleh. Kedatangan saya semata-mata untuk berwisata di kawasan-kawasan bersejarah Kota Surabaya. Tetapi, ternyata itu tidak mengurangi rasa hormat, perasaan persaudaraan, dan kemurahan hati dari keluarga besar RT di kampung kelahiran Bung Karno.Â
Saya sangat terkesan pada pesan yang tersirat dari kopi yang disajikan Ibu RT tersebut. Itu membuat saya merasa nyaman dan meyakini bahwa perjalanan saya selama di Kota Surabaya akan berjalan dengan lancar dan bermakna.Â
Di sana, saya berkenalan dengan Bapak Choiri yang memiliki rumah kelahiran Bung Karno. Kami pun terlibat percakapan hangat, seru, dan bermakna tentang Bung Karno. Walaupun telah menjadi milik keluarga Bapak Choiri, rumah tempat kelahiran Bung Karno cukup terawat, berdiri kokoh, serta menjadi saksi bisu kelahiran dan masa kanak-kanak Bung Karno.
Tetapi, menurut Ibu Farida:Â bila berguna di mana pun berada, itu sama saja berguna untuk warga Kampung Kelahiran Bung Karno.
Dari kampung kelahiran Bung Karno, saya melangkah menuju rumah kediaman idola saya, Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (H.O.S. Tjokroaminoto). Bagi saya, Tjokroaminoto merupakan salah satu bintang terang di antara para pahlawan Nasional. Beliau adalah salah seorang pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam. Karya dan pemikirannya melampaui zaman. Tidak mengherankan, banyak tokoh penting sejarah, pernah berguru padanya, termasuk Bung Karno.