Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Wisata Sejarah di Kota Surabaya

15 September 2019   20:06 Diperbarui: 15 September 2019   20:37 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di depan Monumen Proklamasi. Sumber: penulis.

Segelas kopi yang disajikan Bu RT, Ibu Farida, menyambut saya di Kampung Peneleh. Bersama uap hangat yang mengepul di permukaan gelas kopi, kelelahan perjalanan Yogyakarta-Surabaya, menguap di udara pagi bulan Oktober setahun yang lalu. 

Di sisi gelas kopi saya mencuat gelas kopi Bapak Supeno yang menjabat sebagai Ketua RT di masa kedatangan saya. Ibu Farida memilihkan gelas yang lebih besar untuk saya. Dari perbedaan ukuran gelas itu--gelas kopi untuk saya lebih besar, terlihat ungkapan keramah-tamahan dengan bahasa yang sangat halus dan penghormatan yang luar biasa untuk tamu.

Padahal, saya bukanlah warga Kota Surabaya dan bukan pula warga Kampung Peneleh. Bisa disebut, saya adalah orang yang tidak dikenal warga Kampung Peneleh. Kedatangan saya semata-mata untuk berwisata di kawasan-kawasan bersejarah Kota Surabaya. Tetapi, ternyata itu tidak mengurangi rasa hormat, perasaan persaudaraan, dan kemurahan hati dari keluarga besar RT di kampung kelahiran Bung Karno. 

Saya sangat terkesan pada pesan yang tersirat dari kopi yang disajikan Ibu RT tersebut. Itu membuat saya merasa nyaman dan meyakini bahwa perjalanan saya selama di Kota Surabaya akan berjalan dengan lancar dan bermakna. 

Depan pintu masuk rumah kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis
Depan pintu masuk rumah kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis
Bersama Bapak Supeno yang menjabat sebagai Bapak RT Kampung kelahiran Bung Karno 2018. Sumber: penulis
Bersama Bapak Supeno yang menjabat sebagai Bapak RT Kampung kelahiran Bung Karno 2018. Sumber: penulis
Saya bersama Bapak Choiri (memakai kaos warna biru) dan Bapak Supeno. Sumber: penulis
Saya bersama Bapak Choiri (memakai kaos warna biru) dan Bapak Supeno. Sumber: penulis
Waktu kedatangan saya, warga kampung kelahiran Bung Karno sedang bergotong-royong untuk memperbaiki jalan. Mereka memperlihatkan perasaan persaudaraan dan kekeluargaan yang terbina dengan baik. Salah satu ruas jalan tersebut persis di depan rumah kelahiran Bung Karno. 

Di sana, saya berkenalan dengan Bapak Choiri yang memiliki rumah kelahiran Bung Karno. Kami pun terlibat percakapan hangat, seru, dan bermakna tentang Bung Karno. Walaupun telah menjadi milik keluarga Bapak Choiri, rumah tempat kelahiran Bung Karno cukup terawat, berdiri kokoh, serta menjadi saksi bisu kelahiran dan masa kanak-kanak Bung Karno.

Penulis dengan latar belakang rumah kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis.
Penulis dengan latar belakang rumah kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis.
Suasana Kampung Kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis
Suasana Kampung Kelahiran Bung Karno. Sumber: penulis
Menjelang pukul sembilan pagi, saya berpamitan pada Ibu Farida, Bapak Supeno, Bapak Choiri, beserta warga yang berpapasan dengan saya. Sebab, saya ingin melanjutkan perjalanan. Rasanya begitu berat bagi saya untuk meninggalkan kampung kelahiran Bung Karno itu. Saya pun mengutarakan harapan untuk kelak kembali lagi dan berbagi sesuatu yang berarti untuk warga di kampung tersebut.

Tetapi, menurut Ibu Farida: bila berguna di mana pun berada, itu sama saja berguna untuk warga Kampung Kelahiran Bung Karno.

Info grafik 4 Langkah Cantik Berwisata di Kota Surabaya. Sumber: Penulis.
Info grafik 4 Langkah Cantik Berwisata di Kota Surabaya. Sumber: Penulis.
Rumah Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto

Dari kampung kelahiran Bung Karno, saya melangkah menuju rumah kediaman idola saya, Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (H.O.S. Tjokroaminoto). Bagi saya, Tjokroaminoto merupakan salah satu bintang terang di antara para pahlawan Nasional. Beliau adalah salah seorang pemimpin organisasi pertama di Indonesia, yaitu Sarekat Islam. Karya dan pemikirannya melampaui zaman. Tidak mengherankan, banyak tokoh penting sejarah, pernah berguru padanya, termasuk Bung Karno.


Bagian dalam rumah H.O.S Tjokroaminoto. Sumber: penulis
Bagian dalam rumah H.O.S Tjokroaminoto. Sumber: penulis
Saya beserta pemandu di rumah Tjokroaminoto. Sumber: dokumentasi pribadi
Saya beserta pemandu di rumah Tjokroaminoto. Sumber: dokumentasi pribadi
Saya di dalam kamar Bung Karno di Rumah Tjokroaminoto. Sumber: dokumentasi pribadi.
Saya di dalam kamar Bung Karno di Rumah Tjokroaminoto. Sumber: dokumentasi pribadi.
Rumah Tjokroaminoto berdiri tidak jauh dari rumah tempat kelahiran Bung Karno. Di sini pula Bung Karno pernah indekos dan belajar pada Tjokroaminoto. Berkat Pemerintah Kota Surabaya, rumah ini telah ditata dan dikelola sebagaimana museum, sehingga terbuka untuk umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun