TAHUKAH ANDA? Agama seseorang bisa dilihat dari makanan yang dikonsumsinya. Bagi umat Muslim, makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi disebut 'makanan halal'. Mengkonsumsi makanan halal bukan sekadar upaya memenuhi kebutuhan fisik semata, melainkan sebuah tindakan yang memiliki nilai ibadah dan diganjar pahala. Jogja Halal Food Expo 2019 merupakan langkah penting untuk mengenalkan makanan halal yang diproduksi di Yogyakarta.
Agar Makan Bernilai Ibadah
Bagi umat Muslim, hidup adalah untuk ibadah. Seluruh tindakan umat Muslim memiliki aturan tertentu yang ditetapkan al-Quran dan al-Hadits. Kegiatan 'makan' yang terlihat sepele pun memiliki nilai ibadah. Hal ini ditegaskan adanya anjuran untuk berdoa sebelum makan dan sesudah makan. Makanan yang disantap pun harus bebas dari bahan yang dilarang atau lazim disebut 'makanan haram'. Â Â Â
Di sisi lain, Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang paling memukau di Indonesia. Sejak tahun 1990-an, Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar. Hingga sekarang, animo masyarakat Indonesia untuk menjalani pendidikan di Yogyakarta tidak pernah pudar. Selain pendidikan, Yogyakarta juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki kekayaan budaya dan pariwisata.
Wisatawan dari berbagai negara nyaris tidak pernah jemu mengunjungi Yogyakarta. Berbagai instansi pun menjadikan Yogyakarta sebagai tempat yang tepat untuk mengadakan pertemuan. Dengan demikian, Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang menjadi tempat lalu-lintas dunia. Posisi istimewa ini menjadikan Yogyakarta menjadi salah satu provinsi tujuan umat Muslim dunia. Â Â Â Â Â Â Â Â
Meskipun Islam menjadi agama mayoritas di Yogyakarta, tidak semua usaha kuliner yang menyediakan makanan halal di daerah ini. Bila tidak mengenal makanan halal beserta persebarannya di Yogyakarta, 'kegiatan makan' akan menjadi sebuah persoalan yang rumit. Tentunya, tidak seorang pun umat Muslim yang menginginkan memperoleh dosa karena persoalan makan makanan haram.
Melaui Jogja Halal Food Expo, pemerintah Yogyakarta menjalin sinergi dengan pegiat usaha kuliner untuk mengenalkan makanan halal diproduksi di Yogyakarta. Nilai halal makanan yang diperkenalkan di stand-stand Jogja Halal Food Expo dikukuhkan sertifikat halal dari MUI.Â
Tetapi, Jogja Halal Food Expo bukan sekadar sekadar menampilkan makanan berlabel halal, melainkan yang dipenuhi figur-figur entrepreneur yang inspiratif dan inovatif. Bahkan, ada pula anak muda yang baru merintis usaha kuliner di stand event ini! Â Â Â
Go Halal!
Jogja Halal Food Expo 2019Â berlangsung selama dua hari dan diselenggarakan di gedung Jogja Expo Center selama dua hari (20-21 Februari 2019). Event ini terselenggara atas sinergi Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta, PLUT-KUMKM DI Yogyakarta, UKM di Yogyakarta, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan masyarakat Yogyakarta.Â
Bila belum memiliki kesempatan menghadiri Jogja Expo Center, Anda kemungkinan besar mengasumsikan acara ini secara 'ekslusif'. Tidak menutup kemungkinan Anda membayangkan acara ini dipenuhi perempuan-perempuan berpakaian jilbab lebar (bercadar) dan laki-laki berjenggot dengan ujung celana di atas mata kaki.
Padahal suasana Jogja Expo Center tidak ubahnya seperti pameran kuliner pada umumnya. Kita bisa menjumpai orang-orang yang memperlihatkan identitas Islam dari penampilannya. Tetapi, pengunjung non-muslim pun dengan leluasa datang ke Jogja Halal Food Expo. Bahkan, perempuan yang menjaga stand pun tidak semua yang berjilbab.
Â
Meskipun meraih omset yang cukup besar untuk usaha yang dikelola suami-istri; Yani Noviani tidak cepat berpuas diri. Alih-alih ia mulai berani berinovasi. Hal ini ditandai dengan produk asinan yang dipamerkan di stand-nya. Produk tersebut belum memiliki sertifikat MUI karena baru dihasilkan.
Melihat optimisme yang terpancar dari wajah Yani Novia, usaha yang dikelolanya berpotensi besar akan terus berkembang. Sebab, ia tidak merasa terbebani dengan pekerjaan yang tengah ditekuninya. Alih-alih ia merasa 'senang'. Inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan. Bahwa seseorang bisa mencapai kesuksesan karena bekerja di bidang pekerjaan yang disukainya dan membuat dirinya senang.Â
Dengan demikian, ia bisa bekerja dengan hati gembira. Bekerja dengan hati gembira akan membuat kita memiliki energi yang berlimpah-ruah. Implikasinya, kita bisa memiliki energi untuk merobohkan seluruh rintangan dan hambatan untuk mencapai kesuksesan.
Sebagaimana Yani Noviani, sebagian industri kuliner dikelola keluarga atau hanya memiliki segelintir karyawan. Tetapi, melihat omset yang diperoleh, terlihat titik terang kesuksesan para entrepremeur di tahun-tahun yang akan datang.Â
Hal ini bisa kita cermati dari perkembangan Gudeg-Bakpia 'Rahayu'. Stand ini merupakan salah satu stand yang menyajikan masakan yang dimasak di tempat. Salah seorang karyawan industri kuliner Gudeg-Bakpia 'Rahayu', Ratna (33 tahun), menyatakan bahwa omset telah melewati angka satu juta per hari. Karyawan hanya 12 orang. Tetapi, mereka senang bekerja dan puas dengan gaji yang diperoleh.
Berdasarkan keterangan Syahid (26 tahun) dan Andiko (18 tahun) yang menjaga stand, produk susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI telah didistribusikan nyaris ke seluruh pelosok Indonesia. Karyawan memperoleh gaji sesuai UMR Yogyakarta. Berkat sertifikat halal, produk susu kambing etawa CV. TAMTO MANDIRI bisa menembus pasar Nasional. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H