Selain itu, pemudik yang menggunakan sepeda motor, perlu mengendalikan laju kecepatan sepeda motor sesuai dengan medan jalan yang ditempuh. Upaya untuk menjaga kesehatan diri dan keselamatan nyawa, harus berada di atas obesi untuk ‘segera sampai’ di tujuan. Daripada ‘ngebut’ berujung maut, biarlah perlahan tapi aman dan selamat.
Selain sepeda motor yang mudah dimiliki secara pribadi, terdapat pula kendaraan pribadi berupa mobil. Di bandingkan sepeda motor dan kendaraan umum, mobil pribadi memiliki tingkat kenyamanan paling tinggi. Kendati demikian, pemudik yang menggunakan mobil pribadi harus tetap waspada, terus memantau perkembangan situasi mudik melalui media massa (media sosial), dan memastikan mobil digunakan memiliki ‘kesehatan’ yang prima.Â
Bagi pemudik yang belum memiliki mobil pribadi, terdapat alat transportasi yang relatif aman seperti pesawat, kereta api, kapal, dan bus. Namun, peningkatan pada musim mudik juga rentan menimbulkan peluang terjadinya penipuan atau peningkatan harga tiket. Untuk menghindari tindak kriminal atau kerugian-kerugian lainnya, calon pemudik khususnya kereta api dan bus, harus memesan tiket jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Agar harga tiket tidak jauh berbeda dengan harga biasa, serta terhindar dari kemungkinan mendapatkan ‘tiket palsu’ atau tiket yang dijual calo. Pemesanan tiket jauh-jauh hari sebelum keberangkatan juga akan mengurangi potensi stress pemudik.    Â
Kedua, mengurangi beban mudik.
Agar mudik aman dan tidak menimbulkan resiko, pemudik sebaiknya mengurangi beban yang dibawa. Parsel atau oleh-oleh sebaiknya dikirim jauh-jauh hari sebelum mudik melalui jasa pos. Bila tidak memungkinkan, parsel atau oleh-oleh dapat dikirim setelah lebaran. Mengurangi beban untuk mudik akan membuat perjalanan mudik semakin mudah dan ringan. Â Â
Ketiga, menjaga kesehatan
Agar proses mudik tidak menimbulkan gangguan yang berarti, para pemudik harus menjaga kesehatan. Tanpa fisik dan mental yang sehat, pemudik akan rentan mengalami serangan penyakit. Akibatnya, pemudik berpotensi besar menderita penyakit dalam perjalanan mudik atau ketika tiba di daerah tujuan. Tentunya, tidak seorang pun mengharapkan merayakan hari kemenangan dengan kondisi fisik dan mental yang terganggu, bukan?Â
Bila tidak benar-benar dalam kondisi darurat, pemudik yang menderita penyakit yang cukup berat, sebaiknya tidak mudik ke daerah tujuan yang berpotensi besar memperparah gangguan kesehatan yang diderita. Agar persiapan semakin lengkap, pemudik yang telah memiliki kartu BPJS atau asuransi kesehatan lainnya, jangan sampai lupa membawa kartu tersebut dalam perjalanan mudik. Bila sewaktu-waktu pemudik mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam perjalanan mudik, kartu tersebut akan sangat bermanfaat dan meringankan biaya pengobatan. Â Â Â Â Â
Keempat, optimalisasi alat komunikasi dan media sosial
Pemudik perlu memiliki alat komunikasi yang memiliki koneksi internet khususnya telepon genggam dengan perangkat android. Dengan alat komunikasi tersebut, pemudik bisa mengakses informasi atau berbagi informasi mengenai proses mudik. Berbekal alat komunikasi ini, sejak mulai persiapan mudik, pemudik bisa terus memantau perkembangan mudik di zona wilayah yang menjadi tujuannya. Pemudik pun bisa saling berkomunikasi dengan pemudik lain dan aparat keamanan dengan menggunakan jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan WA.Â
Berbekal alat komunikasi tersebut, para pemudik bisa berbagi informasi tentang daerah lintasan mudik yang tidak kondusif, sehingga terhindar dari bahaya kecelakaan. Pemudik juga bisa melaporkan pada pihak yang berwajib mengenai oknum-oknum pelayan publik sektor transportasi yang terindikasi melakukan tindak kriminal, sehingga bisa segera ditindak dan tidak menyebabkan kerugian bagi pemudik. Dengan demikian, para pemudik bisa saling berbagi kepedulian dan tanggung jawab untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan di jalan secara kolektif. Â