Mohon tunggu...
Sulfiudi Hasan
Sulfiudi Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - MataPencil

Penikmat sastra

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gambaran Situasi Epidemiologi pada Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Maluku Utara

12 Februari 2021   07:38 Diperbarui: 12 Februari 2021   08:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Data Jenis Kelamin Berdasarkan Laporan harian Covid-19 Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara tahun 2020

KABUPATEN/KOTA

  • Jenis Kelamin

  • Jumlah
  • Laki-laki
  • Perempuan
  • Halmahera Barat
  • 23
  • 22
  • 45
  • Halmahera Tengah
  • 9
  • 4
  • 13
  • Kepulauan Sula
  • 105
  • 122
  • 227
  • Halmahera Selatan
  • 128
  • 54
  • 182
  • Halmahera Utara
  • 174
  • 181
  • 355
  • Halmahera Timur
  • 17
  • 1
  • 18
  • Pulau Morotai
  • 119
  • 147
  • 266
  • Pulau taliabu
  • 11
  • 15
  • 26
  • Kota Ternate
  • 203
  • 161
  • 364
  • Kota Tidore Kep
  • 87
  • 147
  • 234
  • Maluku Utara
  • 876
  • 854
  • 1730

Untuk jumlah kasus konfirmasi positif, sembuh, dan meninggal maupun kasus masih aktif  akibat Covid-19, pada periode waktu bulan maret sampai desember tahun 2020 secara kumulatif yakni: kasus posisf sebanyak 2.740 orang, yang dapat sembuh sebanyak 2.104 orang, sedangkan yang meninggal sebanyak 87 orang, dan masih terhitung sebagai kasus aktif sebanyak 549 orang. Daerah yang mengalami jumlah kematian terbanyak adalah kota ternate dengan jumlah 25 kasus dan kota tidore kepulauan 20 kasus. Namun jika kita lihat pada tingkat kesembuhan kasus pada kedua wilayah ini pun cukup banyak yakni 837 kasus dan 318 kasus.

Periode Waktu Kejadian Bulan Januari 2021

Maluku Utara pada periode waktu  1 Januari tahun 2021 tercatat penambahan jumlah kasus  positif 1 orang dari Kabupaten Pulau Morotai dan penambahan 3 kasus dari Kota Tidore Kepulauan. Berdasarkan laporan surveilans bahwa kasus baru terinfeksi tersebut adalah mereka yang intens melakukan perjalanan antar wilayah yang memiliko risiko penularan tertinggi yakni daerah DKI dan Pulau Jawa. Artinya bahwa orang yang sesering melakukan perjalanan antar wilayah pada masa pandemic Covid-19 ini memiliki risiko sangat besar untuk tertular dan berisiko menularkan dengan waktu yang sangat singkat dan cepat kepada orang lain.

Hingga pada periode ini ( Maret 2020 - Januari 2021) kumulatif kasus yang positif sebanyak 2.782 kasus, yang sembuh sebanyak 2.361 kasus, yang meninggal 90 kasus dan kasus aktif sebanyak 331 orang.

Bahwa situsi kejadian ini nyata sampai hari ini, namun kita masih mendengar berbagai opini liar yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas, opini liar itu seperti misalnya " Covid-19 ini bohongan, ini hanya akalan pemerintah saja agar masyarakat bisa menerima vaksinnya".  Tentu opini yang sangat menyesatkan, dan perlu kita memberi pemahaman yang lebih baik, bahwa apapun pandangan anda terkait Covid-19 ini, sangat penting kita sampaikan bahwa covid-19 ini benar adanya sehingga ditetapkan sebagai pandemi. (Laporan Kasus TIM PUSDATIN Dinas Kesehatan Prov Malut, 2020)

UPAYA ADAPTASI KEBIASAAN BARU 

Kehidupan manusia di seluruh dunia berubah. Perubahan ini akibat virus covid-19 yang memaksa kondisi baru. Dalam hal ini, secara global kehidupan sosial tercipta suatu tatanan baru. Kehidupan manusia di mana pun me- masuki ruang bernama Normal Baru. Suatu kondisi dan/atau kebiasaan sosial masyarakat atau perilaku individu yang muncul setelah covid-19 selesai. (Habibi, 2020)

 Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sebagai akibat meluasnya penyebaran virus di tingkat dunia memaksa Pemerinta Republik Indonesia untuk melakukan berbagai kebijakan. Kebijakan ini dikeluarkan untuk menekan jumlah korban yang terjangkit virus corona. Penyebaran COVID-19 melalui droplet dan kontak fisik membuat adanya penerapan social distancing dan karantina mandiri di rumah sehingga menyebabkan masyarakat harus tinggal di rumah setiap harinya. Dilema penerapan ini membawa konsekuensi pada berbagai aspek.

Di satu sisi penerapan sosial distancing memberi dampak positif pada bidang kesehatan untuk menekan jumlah penduduk yang menjadi korban virus corona, di lain sisi dampak negatif muncul pada bidang perekonomian karena sulitnya masyarakat untuk bekerja atau mencari penghasilan. Secara sosial, tidak menutup kemungkinan persoalan rumh tangga juga muncul sebagai akibat kebijakan social distancing yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah atau tidak melakukan aktifitas di luar rumah jika dirasa tidak penting. (Radhitya, Nurwati and Irfan, 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun