Selain itu, ada banyak aspek dan muatan yang disampaikan oleh Abah mulai dari bagaimana seorang santri dalam me-manage waktu, pentingnya berkhidmat, mencintai produk lokal (NUHA-red) karena dari kita untuk kita, dan belajar dari berbagai hal untuk kesuksesan bersama hingga menamkan kecintaan terhadap tempat yang ditempati dengan menjaga keamanan dan nama baik pondok pesantren. Masih banyak hal lain yang beliau sampaikan yang tak kalah penting untuk sebagai tambahan gizi para santri.
“Para pembimbing dan pengurus harus sama-sama menjaga keamanan pondok terutama gerbang dan pintu asrama putri untuk selalu dikancing (tutup -red), kalo untuk Kange (santri putra) yang dikancing hatinya dan bangun subuh!,” pungkas Abah yang diikuti tawa para santri, sore itu.
Kegiatan pun diakhiri dengan membaca bersama-sama surah al-Fatihah dan sholawat burdah yang dipimpin langsung oleh beliau, KH Imam Suhrowardi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H