"Ketan dan lopis paling cepat habis", ungkapnya. Tiap jajanan diberi mulai harga lima ribuan. Lapak jajanan khas Jawa yang ada di sudut pasar Gamalama tepat dekat pos petugas Dishub, setiap hari ramai pembeli. "Tutupnya tak tentu, tapi biasanya sekitar jam 9". Lapak dibuka jam 7 pagi. Mama mama yang berjualan sayur, om penarik gerobak, tukang ojeg hingga guru-guru jadi langganan.
Sudah tak sabar mencoba. Saya memesan satu porsi. Isinya dua buah. ternyata lopis tidak dipotong-potong, ukurannya segitiga besar. Meski belum makan, saya sudah menebak akan kurang kenyang. Jadinya saya meminta satu buah lagi. Warna hijau dari bungkusan daun pisang, menjadikan lopis semakin menggoda. Ada taburan parutan kelapa dan gula merah, semakin menambah rasa gurih dan manisnya.
Setelah habis menikmati potongan terakhir, tanpa sadar ada bulir air mengalir dari mata. Semasa hidupnya, mama begitu lekat dengan makanan, dengan jajan jajanan. Mama tak hanya doyan jajanan tradisional, mama juga menghabiskan separuh hidupnya untuk berjualan. Memesan sepiring lopis adalah cara sederhana untuk membayar rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H