Karena keinginan melanjutkan studi yang cukup kuat, mba Heni memilih jalan mencari kerja dan menjadi TKW di Hong Kong. Sembari bekerja mba Heni melanjutkan kuliah di Diploma Komputer Informatika Hongkong (2008) dan Bachelor of Science in Entrepreneurial Management From Saint Mary's University, Hong Kong (2011).
Piagam penghargaaan yang penuh, berjubel di dinding kantornya di vila putih ini tak hanya karena berhasil menyandang predikat terbaik di From Saint Mary's University, tetapi lebih dari itu. Pencapaiannya adalah cermin kegigihan dan niat baiknya. Piagam sebagai pembicara, hingga berderet piagam penghargaan, HER Times Award Singapura (2018), Forbes Summit Manila Philipna (2017). Top 30 Social Entrepreneur Asia (Forbes Internasional 2016), Top 300 Young Leader Asia (Forbes, 2016) dan masih banyak lagi yang lainnya.
Di sela-sela ketakjuban itu, ada hal-hal baik yang terselip di pribadi mba Heni. Perempuan penyayang keluarga ini juga sangat piawai sekali mendidik anak-anaknya. Satu hal yang membuat kagum adalah "no gadget" pada anak-anak. Anak-anak tumbuh dengan didikan yang kuat dari pribadi orang tua yang hebat. Pak Aditia juga hebat, menyeimbangi peran istri tercinta. Meluagkan waktu untuk bermain bersama anak-anak dan tentunya mendukung penuh setiap derap langkah cerdas istrinya. Luar Biasa, Bangga!
Di beberapa kali postingan anak-anak mba Heni juga sering diajak berkebun, pergi memanen hasil pertanian dengan riang gembira. Begitulah mba Heni, yang melekatkan kecintaan terhadap anak-anak petani dari parentingnya.
Dari Gerakan Anak Petani Cerdas, Mba Heni dan pak Aditia membuat AgroEdu Jampang Community untuk mewadahi para petani dan keluarganya supaya kesejahteraan keluarga petani lebih terangkat. Komunitas ini memiliki empat program besar mulai dari pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan sosial dakwah. Kepekaannya, dan rasa tanggung jawab untuk merajut asa anak-anak petani juga berangkat dari latar belakang keluarganya yang juga adalah petani.
Tidak berhenti sampai membuat community, mba Heni juga berupaya mencarikan beasiswa agar anak-anak petani bisa melanjutkan Pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Hingga kini, sudah belasan ribu beasiswa yang dibagikan kepada anak-anak penerima manfaat.
Kembali ke meja makan. Masakan mba Heni juga sangat enak, kami serasa berada di restoran ternama. Menu yang disajikan juga adalah makanan ala Korea Jepang, lengkap dengan kompor listrik dan segala macamnya diatas meja. Oh iya, yang susah buat lupa adalah saus buatan mba Heni. Saus bertabur wijen yang biasanya dicampur di kuah makanan ini setelah ditelusur namanya gomadaru. Tidak ada duanya!
Seperti rasa gomadaru yang menyatu dalam irisan daging dengan kuah shabu yang gurih dan mengeyangkan. Begitulah cerita mba Heni dengan Gerakan Anak Petani Cerdasnya yang penuh manfaat, berdampak mensejahterakan.