Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan 6 MDPT: Cerita Mba Heni, Merajut Asa Anak Petani

26 Agustus 2023   05:18 Diperbarui: 26 Agustus 2023   05:29 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[dokpri, 2022.  Kantor EmpowerID Anak Petani Cerdas]

Momen 17 Agustus riuh dengan pagelaran lomba, semarak dengan upacara. Di ibukota, kabupaten hingga desa-desa menghayati kemerdekaan dengan sukacita.

Di tempat berbeda mencoba mengingat kembali cerita merdeka apa yang bisa dibagikan kepada khalayak pembaca. Gerakan Anak Petani Cerdas lintas di memori. Kemerdekaan itu, kalau anak petani cerdas. Bernas! Kemerdekaan itu kalau anak petani cerdas, kalau anak petani bisa bangkit untuk menata kehidupannya dari pendidikan yang diempunya.

Hari hampir sore, kemacetan di depan Kampus Djuanda tidak menyurutkan semangat kami menuju jalan Cimande Kecamatan Caringin. Secara pribadi sudah mengenal sosok perempuan inspiratif pengagas Gerakan Anak Petani Cerdas dari postingan pelbagai sosial media.

Perempuan yang lahir bertepatan dengan hari pendidikan, tiga puluh enam tahun lalu terbilang sukses merajut cita-citanya memajukan Pendidikan Indonesia. Betapa tidak, sejak pulang dari negeri seberang-Hong Kong, mba Heni sapaannya mulai menggerakkan komunitasnya, mulai berdedikasi membangun negeri.

Anak Petani Cerdas merupakan gerakan sosial yang dipelopori oleh Mba Heni. Kegiatannya adalah memberikan edukasi kepada anak-anak petani. Sharing materi dan pengalaman hidup yang berarti hingga pada memberi beasiswa untuk melanjutkan sekolah hingga pada jenjang yang paling tinggi.

[dokpri, 2022. Sesi Foto Bersama Mba Heni]
[dokpri, 2022. Sesi Foto Bersama Mba Heni]

Heni Sri Sundani, nama lengkap istri pak Aditia Ginantaka ini telah menceritakan awal mula membangun Gerakan Anak Petani Cerdas. Hal ini berawal dari empati dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Di Ciamis, warga desa memiliki pemahaman yang belum mumpuni tentang pentingnya pendidikan. Apalagi anak perempuan, jika tidak bersekolah siap-siap nikah dini. Sejak pulang dari kerja dan kuliah di Hong Kong Mba Heni, mendapati teman-teman sebayanya yang sudah memomong anak.

Belum lagi di wilayah Bogor, tempat dimana mba Heni dan suaminya tinggal, terlihat masih banyak anak-anak usia sekolah yang terpaksa tidak melanjutkan sekolah karena terhalang biaya. Tentu ini sangat miris. Mba Heni memulai gerakan mulianya, dengan memanfaatkan ribuan buku yang dimilikinya. Membangun perpustakaan mini, memberikan edukasi, mengajarkan kemampuan baca tulis hingga Bahasa inggris.

Hampir satu jam perjalanan dari kampus Djuanda, akhirnya kami, teman-teman seperjuangan MDPT tiba di Villa Putih, rumah Gerakan Anak Petani Cerdas. Walaupun sudah mengetahui sedari awal bagaimana tampilan vila ini dari media sosial, rasa kagum dan takjub tak bisa dibohongi. Betapa tidak, dari kaca depan nampak jelas, terpampang banyak sekali piagam penghargaan.

Deg-degan, mba Heni langsung menyapa kami lewat pintu samping villa putih kami masuk dan langsung diarahkan menuju meja makan besar yang hari itu penuh dengan bahan shabu-shabu. Aroma kuahnya menguar ke udara masuk ke dalam indera penciuman. Rasa lapar datang, seirama dengan suasana sore itu, dingin area puncak lengkap dengan penat beberapa saat lalu saat mendobrak kemacetan menuju villa ini: Rumah belajar, kantor EmpowerID, Anak Petani Cerdas.

Karena keinginan melanjutkan studi yang cukup kuat, mba Heni memilih jalan mencari kerja dan menjadi TKW di Hong Kong. Sembari bekerja mba Heni melanjutkan kuliah di Diploma Komputer Informatika Hongkong (2008) dan Bachelor of Science in Entrepreneurial Management From Saint Mary's University, Hong Kong (2011).

[dokpri, 2022. Piagam Penghargaan Mba Heni]
[dokpri, 2022. Piagam Penghargaan Mba Heni]

Piagam penghargaaan yang penuh, berjubel di dinding kantornya di vila putih ini tak hanya karena berhasil menyandang predikat terbaik di From Saint Mary's University, tetapi lebih dari itu. Pencapaiannya adalah cermin kegigihan dan niat baiknya. Piagam sebagai pembicara, hingga berderet piagam penghargaan, HER Times Award Singapura (2018), Forbes Summit Manila Philipna (2017). Top 30 Social Entrepreneur Asia (Forbes Internasional 2016), Top 300 Young Leader Asia (Forbes, 2016) dan masih banyak lagi yang lainnya.

Di sela-sela ketakjuban itu, ada hal-hal baik yang terselip di pribadi mba Heni. Perempuan penyayang keluarga ini juga sangat piawai sekali mendidik anak-anaknya. Satu hal yang membuat kagum adalah "no gadget" pada anak-anak. Anak-anak tumbuh dengan didikan yang kuat dari pribadi orang tua yang hebat. Pak Aditia juga hebat, menyeimbangi peran istri tercinta. Meluagkan waktu untuk bermain bersama anak-anak dan tentunya mendukung penuh setiap derap langkah cerdas istrinya. Luar Biasa, Bangga!

Di beberapa kali postingan anak-anak mba Heni juga sering diajak berkebun, pergi memanen hasil pertanian dengan riang gembira. Begitulah mba Heni, yang melekatkan kecintaan terhadap anak-anak petani dari parentingnya.

Dari Gerakan Anak Petani Cerdas, Mba Heni dan pak Aditia membuat AgroEdu Jampang Community untuk mewadahi para petani dan keluarganya supaya kesejahteraan keluarga petani lebih terangkat. Komunitas ini memiliki empat program besar mulai dari pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan sosial dakwah. Kepekaannya, dan rasa tanggung jawab untuk merajut asa anak-anak petani juga berangkat dari latar belakang keluarganya yang juga adalah petani.

[Instagram Mba Heni, Maret 2023]
[Instagram Mba Heni, Maret 2023]

Tidak berhenti sampai membuat community, mba Heni juga berupaya mencarikan beasiswa agar anak-anak petani bisa melanjutkan Pendidikan hingga ke jenjang yang paling tinggi. Hingga kini, sudah belasan ribu beasiswa yang dibagikan kepada anak-anak penerima manfaat.

Kembali ke meja makan. Masakan mba Heni juga sangat enak, kami serasa berada di restoran ternama. Menu yang disajikan juga adalah makanan ala Korea Jepang, lengkap dengan kompor listrik dan segala macamnya diatas meja. Oh iya, yang susah buat lupa adalah saus buatan mba Heni. Saus bertabur wijen yang biasanya dicampur di kuah makanan ini setelah ditelusur namanya gomadaru. Tidak ada duanya!

[dokpri, 2023. Sesi Makan di rumah Mba Heni]
[dokpri, 2023. Sesi Makan di rumah Mba Heni]

Seperti rasa gomadaru yang menyatu dalam irisan daging dengan kuah shabu yang gurih dan mengeyangkan. Begitulah cerita mba Heni dengan Gerakan Anak Petani Cerdasnya yang penuh manfaat, berdampak mensejahterakan.

Kami teman-teman MDPT tambah beberapa kali, mangkok penuh-sayur habis, daging ditambah, kuah habis, sayuran yang kembali ditambah. Begitu keseruan sore menjelang maghrib di villa putih, tempat dimana asa anak-anak petani dirajut. Bersama Gerakan Anak Petani Cerdas, meraih masa depan yang lebih cerah.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun