Mohon tunggu...
Sulasmi Kisman
Sulasmi Kisman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Ternate, Maluku Utara

http://sulasmikisman.blogspot.co.id/ email: sulasmi.kisman@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengulik Potensi Limbah Saat Berkunjung ke Pabriknya

20 Agustus 2020   07:49 Diperbarui: 25 Agustus 2020   17:03 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses penggilingan kedelai di UD. Kawisari [dokpri, 2020]

Kunjungan ke Pabrik Tahu Jambula

Tahu goreng, bakso tahu, oseng-oseng tahu, tahu bakar dan aneka penganan tahu lainnya yang tak mungkin disebutkan satu per satu. 

Tahu adalah teman tempe, yang juga merupakan hasil fermentasi kedelai. Tahu difermentasi dengan asam cuka, batu tahu dan garam. Sementara tempe dalam prosesnya melibatkan kapang Rhyzopus.

Tahu menjadi menu makanan pilihan masyarakat karena harganya yang merakyat. Tahu merupakan pangan sumber protein nabati. Dilansir hellosehat.com, dalam 100 gram tahu memiliki kandungan energi 80 kal, protein 10,9 gram, lemak 4,7 gram, karbohidrat 0,8 gram, serat 0,1 gram, kalsium 223 mg, natrium 2mg dan fosfor 183 gram.

Di Ternate terdapat beberapa pabrik tahu, satu diantaranya adalah pabrik tahu Jambula. Masyarakat sekitar lebih familiar dengan pabrik tahu Jambula karena letaknya yang berada di Kelurahan Jambula, Pulau Ternate. Namun sebenarnya tempat produksi tahu ini merupakan Industri Kecil Menengah (IKM), bernama UD. Kawisari.

Potret UD. Kawisari saat produksi [dokpri, 2020]
Potret UD. Kawisari saat produksi [dokpri, 2020]
Sore, 8 Agustus 2020 saya berkunjung ke tempat produksi UD. Kawisari. Sebelumnya saya meminta izin kepada pengelola. Sebagai pelanggan setia, saya diberi kesempatan untuk berfoto ria oleh pemiliknya Ibu Hj. Mursih. "Monggo," begitu cara beliau mempersilakan.

Mulanya tertarik melihat bagaimana pengelolaan limbah di pabrik tahu. Mengingat saya, ibu Virla dan pak Bambang yang bekerja dalam satu atap bermaksud membuat alat khusus untuk meminimalisir limbah. Bukan tidak beralasan! Catatan media beberapa tahun silam terkait pembuangan limbah ke laut dikhawatirkan berdampak tak baik bagi lingkungan.

Namun sembari itu juga ingin menengok langsung proses pembuatan tahu. Meskipun terbilang sering pergi ke UD. Kawisari karena lokasinya yang dekat dengan rumah tetapi baru sore itu, saya melihat langsung proses produksinya. Dengan senang hati saya berkeliling diantara para pekerja yang sibuk bekerja.

Kedelai mula-mula dikering-anginkan. Biasanya juga ditampi dengan nampan besar sebelum masuk pada tahap penggilingan. Ini penyortiran. Tahu yang diproduksi memang harus dibuat dari biji kedelai pilihan.

Sebelum masuk pada tahap penggilingan, kedelai yang telah disortir direndam semalaman. Ada juga yang hanya merendamnya antara 2 sampai 3 jam. Tujuannya agar tektur kedelai menjadi lebih lunak dan memudahkan tahap penggilingan.

Di UD. Kawisari kedelai digiling menggunakan mesin. Satu hari bisa memproduksi satu ton atau 1000 kilogram kedelai. Kedelai-kedelai tersebut dipasok dari Surabaya dan diberi harga Rp. 12 ribu per kilogramnya. Kedelai yang sudah halus kemudian dididihkan dalam sumur besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun