Informasi keuangan mutlak diperlukan dalam pengambilan berbagai keputusan ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem informasi yang andal agar keputusan dapat dilakukan secara tepat oleh para pelaku kegiatan ekonomi. Ketiadaan informasi diibaratkan kapal yang tidak memiliki sistem navigasi, sehingga mengakibatkan kapal seperti salah arah.
Memulai Bisnis Peternakan Ayam
Setelah menyelesaikan kuliah, terbersit untuk menjalankan usaha guna menyeimbangkan kondisi keuangan. Peternakan ayam menjadi pilihan untuk menjalankan usaha semenjak 2017 lalu, karena jurusan yang dipilih selama kuliah adalah program studi peternakan.
Pengembangan bisnis peternakan ayam masih terbilang potensial untuk dikembangkan di kota Ternate. Â
Jika ditelaah dari defenisinya, peternakan merupakan usaha yang dilakukan untuk membudidayakan atau memelihara ternak tertentu guna memperoleh produk peternakan berupa daging, telur, susu, atau kulit dan lain-lain untuk mendapatkan keuntungan.
Peternakan ayam berarti suatu kegiatan untuk membudidayakan atau memelihara ternak ayam untuk diambil dagingnya guna memperoleh keuntungan.
Kota Ternate merupakan salah satu kota di pulau kecil dengan luasan 111,39 km2. Jumlah penduduknya mencapai 223.111 jiwa pada tahun 2017 (BPS, 2018). Bahan pangan di kota ini sebagian besar masih didapatkan dari pulau Halmahera dan beberapa kota lain di Sulawesi dan Jawa.
Untuk konsumsi daging ayam, masyarakat kota Ternate cenderung membeli daging ayam beku. Yang mana stok daging ayam beku juga didatangkan dari luar Ternate yaitu dari kota Surabaya dan Makassar.
Proses pemeliharaan relatif singkat antara 28 sampai 30 hari. Harga jual ayam per ekor berkisar antara Rp 37 ribu sampai Rp 40 ribu. Pemeliharaan 100 ekor dengan asumsi mortalitas 5% maka dapat mendulang pemasukan Rp 3,8 juta atau sampai Rp 4 juta rupiah.
Di awal memulai bisnis peternakan tahun 2017, jumlah produksi ayam hanya berkisar antara 100 sampai 200 ekor ayam. Proses pemeliharaan berlangsung selama 30 hari dimana biaya produksi untuk DOC per ekor kala itu adalah Rp 8 ribu, pakan ayam Rp 320 ribu per karung yang mana sampai panen membutuhkan maksimal 4 karung.Â
Untuk vaksin dan vitamin bisa menghabiskan Rp 150 ribu. Belum lagi biaya air, listrik, sekam dan upah tenaga kerja serta transportasi selama panen. Yang mungkin jika dikalkulasi keuntungan bersih antara Rp 300 sampai Rp 500 ribu.
Kendala dalam Bisnis Peternakan Ayam
Panen pertama berlalu dan proses pemeliharaan terus berlanjut. Pada pertengahan 2018 jumlah kandang ditambah satu unit sehingga proses pemeliharaan menjadi dua kali per bulan. Jumlah ternak yang dipelihara pun mengalami peningkatan.
Untuk satu kandang dalam satu kali produksi bisa mencapai 600 sampai 800 ekor ayam. Peningkatan jumlah produksi ini menjadi kendala tersendiri terutama dalam pembuatan laporan keuangan.
Pencatatan manual juga berisiko tinggi: data tidak akurat bahkan rawan hilang.
Sebagai orang yang hanya sempat melanjutkan kuliah di program studi peternakan, kemampuan tentang akuntansi tentunya sangatlah minim. Olehnya itu terasa sangat sulit dalam mengerjakan laporan keuangan. Padahal untuk menjalankan bisnis yang baik perlu ditopang dengan pelaporan keuangan yang baik pula.
Sementara pada bisnis peternakan ayam terlebih dalam kondisi produksi yang terus mengalami peningkatan, laporan keuangan menjadi sangat penting untuk mengontrol kondisi bisnis itu sendiri. Apakah mengalami peningkatan ataukah berada pada posisi stagnansi?
Hal ini diperparah ketika pada tahun 2018, beberapa input produksi yang dibutuhkan dalam bisnis peternakan ayam diantaranya DOC (day old chick), pakan, vitamin dan sapronak (sarana produksi ternak) mengalami peningkatan harga.
Belum lagi ketersediaanya yang fluktuatif, karena harus menunggu kiriman dari pulau Jawa atau Sulawesi, dimana tempat input produksi berasal. Keduanya cukup memberikan pengaruh pada bisnis peternakan ayam. Â
Selama menjalankan bisnis peternakan ayam, tercatat baru satu kali dibuatkan Laporan keuangannya. Itupun karena kebetulan ada tawaran dari mahasiswi prodi Akuntansi Universitas Khairun Ternate, Dian namanya.
Untuk mendapatkan nilai dari salah satu mata kuliah di Akuntansi Dian dan rekan-rekannya ditugaskan untuk membuat laporan keuangan dari UMKM maupun bisnis tertentu. Saat survei Dian tertarik membuat laporan bisnis peternakan ayam yang saya kelola. Respon baik segera saya berikan mengingat selama ini belum ada dokumen laporan keuangannya.
Bermodalkan bincang-bincang ringan sembari berkeliling kandang pun juga dilengkapi dengan data harian produksi, mortalitas, asset, data ayam yang terjual saat panen (data tahun 2017) Dian menyanggupi untuk membuat laporan keuangan tersebut.
Selang dua hari Dian sudah mengirimkan laporan keuangan melalui surat elektronik (email). Dari dokumen laporan itulah saya dapat mengetahui kondisi peternakan ayam yang saya kelola. Terdapat informasi keuntungan, B/C Ratio, NPV dan lain sebagainya didalamnya. Dokumen fisiknya juga diberikan secara langsung, dari situ saya belajar!
Nah, yang menjadi kendala saat ini apakah saya harus tetap mengandalkan orang lain untuk membuat laporan keuangan bisnis yang saya kelola? Tentu saja tidak! Karena jikalau iya pun saya harus mengalokasikan anggaran khusus untuk membayar jasa akuntan. Karena sudah pasti tidak murah.
Hal ini mungkin akan berdampak pula pada kondisi keuangan. Yang mana saat ini belum dapat dipastikan berapa laba yang didapatkan, mengingat fluktuasi harga bahan produksi, sulit diprediksi!
Accurate software ternyata merupakan solusi terutama bagi pebisnis yang sangat awam dengan akuntansi. Melihat iklan di media sosial tentang keunggulan accurate software membuat saya tertarik untuk segera mengaplikasikannya.
Caranya cukup mudah, pertama-tama buka link accurate.id kemudian pilih pilihan "coba gratis 30 hari." Sebenarnya untuk patennya kita bisa memilih opsi "beli sekarang". Namun sebagai permulaan juga untuk perkenalan saya memilih opsi "coba gratis".
Pada laman data perusahaan, kita dapat menjelaskan info perusahaan, fitur dasar, penjualan, pembelian lainnya dan akun perkiraan. Tentunya kehadiran accurate software akan sangat membantu bisnis (terutama bisnis kecil, red) untuk naik kelas.
Saya sebagai lulusan peternakan yang memiliki kemampuan cukup minim dalam akuntansi kini dapat percaya diri berkat accurate software. Semangat saya untuk berbisnis seolah terpupuk kembali. Peternakan ayam bangkit, ketersediaan bahan pangan akan berjaya lagi. Mari mencoba!
Catatan:Â
Tulisan diikutsertakan pada Lomba Blog Accurate.id:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H