Lalu,Â
pantaskah kita tetap menimbang-nimbang dosa?Â
Pantaskah kita terjerambab dalam lubang-lubang bahagia karena merasa tak bernoda?Â
Bukankah kita juga tak pandai membaca kitab?Â
Lantas, atas alasan apa kita bisa mendongak?Â
Air mata berlinang diantara dusta...Â
Karma tak pernah menuntaskan cerita, Endingnya hanya syukur bersahaja..Â
Jika hanya karma yang kita harapkan dalam semenjana cerita, lalu apakah ini pertanda: kita ingin menduakan Dia?Â
Kita hanya perempuan-perempuan pendosa!Â
Apakah kau merasa?Â
Atau mungkinkah hanya aku saja?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!