Air mata bercerita...Â
Bukankah kita adalah perempuan-perempuan pendosa?Â
dengan mudahnya menelanjangi badan hanya karena tawaran fanatisme butaÂ
Cinta yang bukan cinta sebenarnyaÂ
Air mata berbicara,Â
Kapan kesucian itu melekat dalam diri manusia?
Bukankah hanya sebatas saat tangisan pecah dan saat itu pun berakhir sudah -- tak lekatÂ
Kenapa begitu terlihat gagah saat menggugat karma?Â
Padahal, ketakwaan hanya selembar selaput perawan yang teramat tipisÂ
Kenapa begitu terlihat bangga saat menggugat karma?Â
Padahal, antara surga dan neraka sungguh terpendam jauh diantara lautan-lautan kerahasian sang Maha DayaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!