Mohon tunggu...
Sulastri Amelia Putri
Sulastri Amelia Putri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi ITSNU Fakultas Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selalu Berusaha dengan Baik dan jangan pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran IPTEK dalam Ranah Syari'at yang Perlu diketahui oleh Para Remaja Muslim di Era Globalisasi

15 Mei 2020   21:56 Diperbarui: 18 Mei 2020   13:19 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Sulastri Amelia Putri

Semester : II

Prodi : S1 Pendidikan Matematika

Kampus : ITSNU Pasuruan

Dosen : Muhammad Muhlis,M.Pd

Problem :Peran Iptek dalam Ranah Syari'at yang Perlu diketahui Oleh Para Remaja Muslim Era Globalisasi

Teori :Ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan, budaya bangsa merupakan tiga unsur yang sangat erat hubungannya dalam peradaban manusia yang tinggal di planet bumi. Kondisi adaptasi terhadap lingkungan bagi pijakan manusia telah melahirkan pengetahuan dan cara atau teknologi yang tepat guna untuk kesinambungan kehidupan dimuka bumi. Lingkungan tempat seluruh kehidupan makhluk hidup dimuka planet bumi merupakan kondisi awal yang kemudian akan memberi tantangan bagi para penghuni untuk beradaptasi yang kemudian berlanjut dengan perkembangan perilakunya.

Dari kondisi iptek saat ini yang umumnya cenderung tergantung pada perkembangan kondisi tingkat internasional, diikuti pula dengan masuknya budaya asing, telah menghantar pada kenyataan budaya bangsa makin kehilangan keasliannya. Selanjutnya dari wacana dan perkembangan budaya iptek dan budaya bangsa Indonesia yang makin pudar keasliannya, maka upaya strategis dan sinergis untuk menyelaraskan kondisi ini seyogyanya perlu penyadaran diri.Pembangunan landasan masyarakat akan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berkelanjutan mungkin merupakan cara yang dapat dilakukan dalam rangka pengentasan kondisi yang makin menjerumuskan pada situasi dan kondisi yang kursi IPTEK yakni Ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan budaya telah berkembang dan berlangsung. Apakah kita akan berdiam diri atau berupaya agar tidak larut/tenggelam .

Beberapa anggapan yang disepakati sebelum membahas dasar patokan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1). Lingkungan yang selalu berubah- ubah, 2).Jumlah penduduk yang semakin bertambah, 3). Sumber-sumber tradisional semakin terbatas, 4). Hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin, 5). Masyarakat berbudaya teknologi.

Berdasarkan anggapan diatas dapat diketahui bahwa ada serangkaina gejala- gejala yang belum tergarap secara baik antara lain:

1.Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh oleh suatu lembaga khusus, maupun yang diperoleh secara mandiri.

2.Adanya berbagai sumber yang belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.

3.Perlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terancam untuk menggarap sumber-sumber terebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar seseorang

4.Perlu adanya pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efesien dan selaras.

Menurut kamus online Indonesia (KBBI online) , Syari'ah adalah hukum agama yang menetapkan aturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan berdasarkan Alquran dan hadits. Bentuk non-verbal: kata kerja, sarat, sereat, syariah.Sebagai agama yang khas, istilah Syariah selalu identik dengan teologi Islam. Seperti ungkapan, Al-Quran adalah sumber pertama hukum Islam.

Cakupan definisi Syariah yang luas yang mencakup semua aktivitas manusia (keyakinan, moral, ibadah, pekerjaan, politik, hukum, kekuasaan, dan warisan atau pemberian) menunjukkan bahwa Syariah adalah sempurna dan dengan sumber yang jelas valid; firman Allah 'azza wajalla dan firman Nabi shallallahu' alaihi wa sallam.Karena itu, Syaikh Abdul Karim Zaidan mengutip syariat sebagai pertandingan antara al-Millah dan ad-Diin . Hukum yang dibuat oleh Allah 'azza wajalla adalah aturan hukum dalam hal sumber, deskripsi, dan presisi, dan disebut ad-Diin dalam hal subyektivitas dan ibadah yang dimaksudkan, dan disebut al-Millah dalam hal perintah pelaksanaannya untuk umat manusia.

Era globalisasi dapat dipahami sebagai era di mana kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan alat transportasi telah mendorong kehidupan manusia melampaui batas. Baik itu batasan geografis maupun budaya.

Contoh sederhana globalisasi adalah kita dapat mengetahui informasi apa yang terjadi di seluruh dunia. Atau kita bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat walaupun jaraknya ratusan atau ribuan kilometer.

Adapun beberapa dampak positif dari globalisasi :

Akses mudah ke informasi dan pengetahuanKehidupan sosial ekonomi yang meningkatkan Kemajuan teknologi, komunikasi, transportasi, dan informasi yang memudahkan manusia.

Selain ada dampak positif pastinya akan ada dampak negatif dari globalisasi,  jadi semua orang perlu mengetahui baik dampak positifnya maupun negatifnya.  Adapun berikut ini dampak negatif Globalisasi :

Sangat mudah bagi budaya barat untuk masuk dan mempengaruhi nilai-nilai budaya lokal. Hilangnya nilai-nilai budaya seperti saling mendukung dan sebagainya. Kerusakan lingkungan dan meningkatnya polusi udara,  Tampaknya penyelundupan barang ilegal dan ilegal.

Analisa :    Berdasarkan Teori yang saya ambil,  maka saya bisa menganalisa bahwasannya Ilmu Pengetahuan dan teknologi modern dalam segi Islam harus diterapkan oleh para remaja muslim zaman Globalisasi seperti ini. Karena apa?  Karena jika remaja muslim dizaman Globalisasi seperti ini kita biarkan, ataupun kita lepas, kita diamkan untuk tidak terjun dalam konsep agama islam,  maka remaja muslim yang seperti ini akan semakin menjadi-jadi dalam penurunan etika dan moralitas mereka. Yang mengakibatkan banyak kehancuran bagi bangsa Indonesia dimana merekalah sebenarnya yang menjafi bibit unggul masa depan bangsa Indonesia. Jadi sangat perlu ditanamkan kiat-kiat para pemuda Muslim dalam menghadapi era globalisasi ini. Diantara kiat-kiat bagi para pemuda muslim dalam menghadapi era globalisasi ini adalah mengokohkan iman, mencintai Alquran, sungguh-sungguh dalam belajar, punya skill, bergabung dengan komunitas-komunitas positif, up to date dan tidak buang-buang waktu.

Jika pemuda muslim sudah melakukan beberapa kiat di atas, penulis yakin sekali kita semua akan lebih siap menghadapi era globalisasi. Besar harapan, bagi para pemuda muslim untuk segera bergegas memanfaatkan masa muda, sebelum akhirnya menjadi pemuda yang terus digerus oleh perkembangan zaman dan menjadi yang terbelakang.   Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya, Sains dalam Perspektif Alquran, mengatakan bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah terhadap alam ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan manusia di dunia ini.

Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan terhadap alam. Oleh karena itu, usaha-usaha manusia untuk mengungkapkan rahasia alam ini juga harus diselaraskan dengan tujuan penciptaan sebenarnya. Jangan sampai sains itu digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan alam dan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan ipteknya untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah yakni untuk beribadah dengan baik.

Jadi agama Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan sebaik-sebaiknya melalui jalur agama yang benar dan memanfaatkannya dengan tujuan yang benar.

Referensi :

  • Anny Sulaswatty, Kepala Biro Hukum dan Humas KNRT
    Koran Jakarta, 29 April 2009
  • Ummi Kulsum,  Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry.
  • Muhammad Imaduddin Abdulrahim, Sains dalam Perspektif Islam.
  • Buku panduan Ilustrasi Islam dan Teknologi
  • Prawiradilaga, Salma, Dewi, dan Siregar, Eveline. Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun