PT Permodalan Nasional Madani (PNM) hadir dalam gelaran CSW68 yang dihelat oleh Commission On The Status Of Woman salah satu komisi di PBB. CSW68 merupakan pertemuan tahunan terbesar PBB mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Tahun ini  CSW68 diadakan 11 - 22 Maret dengan tema prioritas mempercepat pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Perempuan dan anak perempuan dengan mengatasi kemiskinan, memperkuat institusi dan pembiayaan dengan perspektif gender.
Pada sesi woman, water and sustainable development, Deputi Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Leny Rosalin menyampaikan apresiasi atas komitmen PNM yang telah kontributif terhadap  pemberdayaan ekonomi perempuan Indonesia .
Lenny menegaskan PNM telah menorehkan prestasi luar biasa dalam mendukung perempuan di sektor ultra-ekonomi mikro yang merupakan bukti dedikasi PNM dalam menciptakan peluang bagi perempuan wirausaha.
"Melalui inisiatif strategis dan program inovatif, PNM telah mengangkat banyak perempuan, memberikan mereka alat dan sumber daya yang diperlukan untuk berkembang dalam lanskap ultra-ekonomi mikro" papar Leny.
Arrmanatha C Nasir, Kepala Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB menegaskan Indonesia yang terdiri dari 76 % wilayah perairan menjadikan hubungan antara perempuan, air dan pembanguna berkelanjutan sangatlah penting.
"Kita telah lama menyadari bahwa kemajuan dalam kesetaraan perempuan dan gender sangat penting untuk pengentasan kemiskinan dan kemajuan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) secara keseluruhan" papar Arrmanatha .
Arrmanatha  menegaskan kesetaraan perempuan dan gender sangat penting dan menjadi agenda penting Indonesia selama bertahun-tahun dalam mengarusutamakan pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari kebijakan pembangunan.
Dodot Patria Ary, Kepala Sekretariat Perusahaan PNM mengatakan saat ini dunia berada pada persimpangan penting menuju kesetaraan gender. Secara global, saat ini 10,3 % perempuan hidup dalam kemiskinan ekstrem, mereka lebih miskin dibandingkan laki-laki. Kemajuan dalam pengentasan kemiskinan harus dilakukan 26 kali lebih cepat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030 (SDGs).
"Kemajuan yang dipercepat membutuhkan investasi. Kita melihat dari 48 negara berkembang menunjukkan harus ada tambahan $360 miliar per tahun untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, termasuk untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan" ujar Dodot yang hadir di event ini.
Dodot kembali menegaskan solusi untuk mengakhiri kemiskinan perempuan secara luas tidak lain melalui investasi pada kebijakan dan program yang mengatasi ketidaksetaraan gender dan meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan.
Pada sesi pertama dengan tema women, water, and sustainable development terkait program water.org, PNM menyajikan program pengembangan dan pemberdayaan perempuan khususnya berkaitan yang dengan pemeiliharaan wilayah pesisir dan perairan seperti program Kampung Madani dan Air Bersih.
Sesi kedua, terkait dengan local heroes, PNM memperkenalkan tokoh penggerak lokal yang merupakan perempuan hebat PNM yaknik Aprilia Firanti Tani, Indrowati, Khodijah, Rusmiaten dan Yani Rismawati.
"PNM juga menampilkan Wastra Indonesia yang menyajikan karya batik nusantara, tenun dan songket produksi nasabah Mekaar yang berkaitan dengan pesisir" papar Dodot. Â
Keikutsertaan PNM dalam perhelatan yang dilaksanakan oleh Commission On The Status Of Woman (CSW) Â PBB ini merupakan partisipasi tahun ke-2. Keikutsertaan ini menunjukkan komitmen PNM dalam perjuangan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender lebih luas sekaligus menegaskan PNM sebagai lembaga pemberdayaan perempuan terbesar di dunia dengan 15,2 juta nasabah aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H