Kepada sang perempuan penebar afsunÂ
Kepada sang perempuan penebar abapÂ
Sebuah pesan yang akan tertuju kepadamuÂ
Pesan yang sejak lama aku tancapkan dalam ingatan dan kalbu
Tancapan yang mengorek luka sedalam akar abapÂ
Tanpa memikirkan tentang rasa sakit yang akan menimpaÂ
Aku tidak berani mengutarakan secara langsung kepada muÂ
Sebab tak tahan dengan afsun abap yang engkau pancarkan
Melalui jalan yang remang-remang di iringi dersik aku berjalanÂ
Sebab tak kuasa apabila terperangkap lalu dewana karena muÂ
Usahaku tidak berarti lagi melewati jalan yang remang-remangÂ
Afsun abap mu kau tebarkan dimana-mana
Kepada siapa saja di mana saja kau sangat wekelÂ
Menebarkan afsun abap mu dalam keadaan tergamangÂ
Aku terdayuh hati melihat sang perempuan yang tidak lagi perempuanÂ
Tirta amarta dikedua bola mataku mulai menetes di sepanjang jalan
Kepada sang pemegang kendali dan sang pemegang abapÂ
Kendalikanlah aku dengan afsun abap mu kejalan yang semestinya ku lalui ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H