Mohon tunggu...
Sulaiman Nabiyan Ali
Sulaiman Nabiyan Ali Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia

Membaca Dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumbuh di Dalam Penderitaan dan Tangisan

28 November 2023   00:48 Diperbarui: 28 November 2023   00:59 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sulaiman Nabiyan Ali

Sebab, Shankara mengambil segala pembelajaran didalam kehidupannya dan keluarganya, pengalaman-pengalaman penderitaan serta rasa sakit yang ia rasakan. Shankara tidak ingin penderitaan-pederitaan yang seperti ia dan keluarganya rasakan akan dirasakan oleh orang lain dan keluarga lain.

Pengalaman-pengalaman itu, membawa Shankara pada jalan yang penuh dengan kesadaran, kesadaran yang begitu dalam, ia turut prihatin kepada orang-orang dikampungya bahwa dulu sampai sekarang warga di kampungnya masih sedang mengalami miskin cinta dan kasih antar sesama.

Shankara senantiasa menebarkan cinta kasih kepada orang-orang disekitarnya, membantu apa yang bisa ia bantu, untuk orang-orang disekitarnya tanpa pamrih, walau sekalipun ia tetap dibenci oleh orang-orang disekitarnya, ia tidak begitu peduli akan hal itu, Shankara menerima segala kebencian itu dengan tulus dan membalasnya dengan kebaikan yang penuh akan cinta dan kasih antar sesama.

Yang selalu di ingat oleh Shankara, bahwa seluruh alam semesta ini diciptakan atas dasar cinta, oleh sang maha cinta. Dan sudah seyogyanya kita senantiasa menebarkan cinta dan kasih antar sesama ciptaan nya. Lambat laun, seiring berjalannya waktu warga-warga di kampung satu persatu hatinya mulai luluh atas kesabaran dan ketulusan serta kebaikan yang Shankara lakukan terhadap sesama.

Segala keresahan-keresahan yang terdapat didalam jiwa Shankara, yang ia pendam sendiri sejak lama, sedikit demi sedikit mulai membaik dan dapat melegakan jiwanya. Kehidupan Shankara dan keluarganya serta warga sekitar mulai terbangun sehingga kehidupan itu lebih rukun, harmonis dan membawa mereka semua di kehidupan yang lebih sejahtera dari sebelumnya.

Pada suatu ketika, Shankara teringat atas pertanyaan yang sempat ia lontarkan kepada tuhan yang berisi; Oh tuhan mengapa aku terlahir di keluarga ini, keluarga yang penuh dengan penderitaan seperti ini, aku tidak sanggup atas segala penderitaan ini tuhan.

Dan pertanyaan-pertanyaan itu mulai terjawab, jawabannya itu terdapat dalam diri ia sendiri, ia hanya perlu menggali dan terus menggali. Seorang anak yang bernama Shankara, ia tumbuh dewasa di dalam penderitaan dan tangisan, Shankara bersama luka hancur lebur lalu tumbuh kembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun