Mohon tunggu...
suko basuki
suko basuki Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Peserta didik dalam Pemahaman Ragam Basa Jawa dan Isi Suatu Percakapan (Pacelathon)

9 Oktober 2022   23:34 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:10 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Percakapan/dialog yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari guna menjalin komunikasi dengan individu yang lain atau masyarakat pada umumnya. Pada masyarakat, kegiatan berdialog tentunya masih menerapkan norma sopan santun (tata krama) dalam setiap kali melakukannya. Hal tersebut haruslah diketahui oleh para siswa di sekolah guna diimplementasikan di dalam keluarga atau masyarakat. Para siswa harus dibekali pengetahuan unggah-ungguh basa Jawa agar siswa bisa berkomunikasi dengan tepat. Selain itu kosa kata siswa yang masih sedikit sekali memahami makna-makna dari kata bahasa Jawa juga harus didrill. Dengan banyaknya kosa kata bahasa Jawa yang dimiliki siswa diharapkan bisa mengerti isi dari suatu percakapan.

Guru sebagai salah satu sosok yang penting dalam perkembangan anak harus berupaya semaksimal mungkin supaya siswa membawa bekal yang banyak untuk kehidupan siswa itu sendiri.

Situasi pembelajaran peralihan dari model daring menjadi model luring juga menjadi salah satu masalah yang harus ditanggulangi secepat mungkin, guna mempercepat peralihan masa adaptasi dengan lingkungan belajar yang baru sama seperti sebelum pandemi. Model dan media pembelajaran yang disajikan guru di kelas juga kurang kreatif dan kurang menarik perhatian siswa untuk mendukung pemahaman pembelajaran.

Peran:

  • Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
  • Guru  dan orang tua sebagai subjek praktik baik
  • Siswa sebagai objek praktik baik

Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan di atas beraneka ragam. Salah satunya yaitu latar belakang keluarga dan lingkungan siswa yang heterogen, misalnya ada anak yang dari luar Jawa,  lingkungan keluarga dan masyarakat yang sudah tidak menggunakan bahasa Jawa dan tidak menerapkan unggah-ungguh  basa Jawa.

Kurangnya semangat dan motivasi belajar siswa untuk belajar bahasa Jawa kurang menjadi tantangan yang berat untuk diatasi.

Dari gurunya sendiri yang masih menggunakan model dan metode pembelajaran yang monoton. Maka dari itu perlunya kerja sama dari semua pihak yang menghadapi anak secara langsung, seperti keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu pertama yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu mencari akar permasalahan dengan cara wawancara dengan berbagai pihak, misal dengan siswa, guru/teman sejawat, kepala sekolah, pengawas dan pakar pendidikan. Setelah mendapat keterangan mengenai akar permasalahan, dari itu kita sekaligus mencari solusinya, ibarat orang menyelam sekaligus minum air.

Strategi yang digunakan yaitu pembelajaran di kelas menggunakan dengan model PBL, kita terapkan.

Proses dari penerapan strategi di atas yaitu kita mengetahui langkah-langkah pembelajarannya.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini yaitu setelah diketahui langkah-langkah PBL kita harus mencari bahan materi dari berbagai sumber, misal dari buku pegangan guru, blog/situs yang terpercaya ataupun dari youtube. Selain mencari materi, model, dan media yang kita sesuai dengan materi, kita juga harus mencari bahan untuk memecah kejenuhan saat siswa belajar misal dengan ice breaking. Inovasi pembelajaran bisa dilakukan dengan cara merubah media, model, dan materi yang kurang menarik menjadi sangat menarik atau keninian tanpa merubah substansi dari materi dan tujuan yang ada dalam RPP.

Dampak dari aksi tersebut adalah siswa yang tadinya kurang antusias/kurang semangat dalam pembelajaran setelah dilakukan praktik baik siswa menjadi lebih semangat dalam proses belajar dan guru semakin menjadi puas dalam mengajar.

Langkah yang dilakukan sangat efektif, ini terbutki dengan setelah mengikuti pembelajaran siswa mengerti materi yang disampaikan terlihat pada evaluasi yang hasilnya lebih memuaskan terutama dalam proses pembelajaran.

Respon guru lain sangat positif saat menanggapi dari pembelajaran inovatif ini karena hal yang baru memang harus ada untuk perubahan yang baik.

Faktor yang menjadi keberhasilan yaitu semua langkah-langkah yang di atas terlaksana dan subjek serta objek praktik baik ini berperan aktif dalam menerapkan strategi tersebut.

Pembelajaran dari proses ini apabila guru mau bergerak dan berusaha mencari inovasi pembelajaran dengan segala tantangan yang harus dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun