Penelitian menemukan bahwa anak-anak sering kali meniru gaya hubungan makanan orang tua mereka. Hal ini khususnya terlihat di antara keluarga dengan pola makan yang berlebihan atau menghindari makanan. Orang tua yang menggunakan makanan untuk pengaturan emosi lebih cenderung memiliki anak yang mengadopsi mekanisme penanganan yang sama. Lebih jauh, rumah dengan lingkungan makanan yang tidak sehat---seperti seringnya penggunaan makanan sebagai hadiah atau kurangnya pilihan makanan bergizi---dikaitkan dengan anak-anak yang mengembangkan perilaku makanan yang menghindari atau tidak sehat.
Pengaturan Emosional dan Kebiasaan Makan
Penggunaan makanan oleh orang tua untuk pengaturan emosi menciptakan lingkaran umpan balik yang dapat membentuk hubungan anak-anak dengan makanan hingga dewasa. Misalnya, orang tua yang memberi hadiah atas prestasi dengan makanan manis atau meredakan stres dengan makanan yang menenangkan mungkin secara tidak sengaja mengajarkan anak-anak untuk mengasosiasikan makanan dengan kenyamanan atau hadiah emosional. Dinamika ini memiliki implikasi jangka panjang yang signifikan, karena perilaku makanan tidak sehat yang terbentuk di masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada masalah seperti obesitas, gangguan makan, dan makan emosional di masa dewasa.
Data terkini dari CDC mengungkapkan bahwa 20% remaja berusia 12-18 tahun mengidap diabetes tipe 2, yang menggarisbawahi urgensi untuk mengatasi pola ini sejak dini. Meskipun perilaku makan dapat berubah pada tahap kehidupan apa pun, membangun kebiasaan sehat di masa kanak-kanak jauh lebih mudah daripada mengubah perilaku yang sudah mengakar saat dewasa.
Menciptakan Lingkungan Makanan yang Positif
Untuk membina hubungan makanan yang lebih sehat, orang tua dapat mengambil langkah proaktif untuk membentuk kembali perilaku mereka sendiri dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak mereka. Saran-sarannya meliputi:
- Tetapkan Sumber Kenyamanan Non-Makanan: Dorong pengaturan emosi melalui aktivitas seperti olahraga, seni, atau perhatian daripada beralih ke makanan untuk kenyamanan.
- Rayakan Tanpa Makanan Manis:Â Gunakan pengalaman atau aktivitas menyenangkan untuk menandai pencapaian, hindari makanan manis sebagai hadiah.
- Sediakan Pilihan Bergizi:Â Sediakan makanan sehat di rumah untuk meningkatkan pola makan seimbang.
- Libatkan Anak dalam Persiapan Makanan:Â Melibatkan anak dalam memasak dan memanggang menumbuhkan rasa ingin tahu dan hubungan positif dengan makanan.
- Tetapkan Rutinitas Waktu Makan yang Teratur: Jadwal yang dapat diprediksi membantu anak-anak mengembangkan rasa keteraturan dan kesadaran seputar makan.
Membangun Warisan yang Sehat
Orang tua memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak-anak mereka seputar makanan. Dengan mencontohkan kebiasaan makan yang seimbang, menciptakan lingkungan waktu makan yang positif, dan menangani hubungan emosional dengan makanan, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan hubungan yang berkelanjutan dan sehat dengan makanan. Upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan langsung anak-anak tetapi juga meletakkan dasar bagi pilihan yang lebih sehat seumur hidup.
***
Solo, Rabu, 8 Januari 2025. 9:12 am
Suko Waspodo