Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Haruskah Cinta Menuntut Kompromi? Menjelajahi Kompromi Romantis yang Baik dan Buruk

30 Oktober 2024   09:39 Diperbarui: 30 Oktober 2024   10:20 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Britannica

Refleksi ini menunjukkan bahwa kompromi romantis dapat menghasilkan hasil yang beragam. Sementara beberapa orang melihat kompromi sebagai jembatan menuju hubungan yang bermakna, yang lain merasa mereka mengorbankan gairah yang tulus demi hubungan yang stabil.

Kompromi vs. Pengorbanan: Batasan yang Tipis

Kompromi sering kali disalahpahami sebagai sinonim dengan pengorbanan, meskipun keduanya berbeda. Pengorbanan berarti rela melepaskan sesuatu yang berharga demi tujuan yang lebih besar---sering kali karena cinta atau komitmen yang mendalam. Namun, kompromi adalah pilihan yang diperhitungkan untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan, sering kali dalam menghadapi keadaan yang tidak sempurna.

Dalam percintaan, banyaknya pilihan alternatif mempersulit kompromi. Bahkan dalam hubungan yang stabil, kesadaran akan kemungkinan yang menarik dapat memicu keraguan dan ketidakpuasan, khususnya di era di mana media sosial terus-menerus mengingatkan kita akan momen-momen terbaik dalam hubungan orang lain. Kesadaran ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, sehingga semakin sulit untuk menerima hubungan kita saat ini sepenuhnya.

Jenis-jenis Kompromi: Implisit dan Eksplisit

Peneliti Melinda Williams dan Danielle Sulikowski membedakan dua bentuk utama kompromi romantis:

1. Kompromi Implisit: Ketika orang secara halus menyesuaikan ekspektasi mereka agar sesuai dengan persepsi diri dan prospek hubungan mereka, sering kali secara tidak sadar menurunkan atau mengubah prioritas.

2. Kompromi Eksplisit: Ketika orang secara sadar memilih pasangan yang mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan keinginan mereka tetapi memenuhi kualitas penting atau memberikan bentuk keamanan lainnya.

Kompromi implisit sering kali lebih lembut dan tidak terlalu mengagetkan, karena individu beradaptasi secara alami, menyesuaikan ekspektasi mereka agar sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, kompromi yang eksplisit dapat terasa lebih tajam, karena melibatkan pilihan sadar untuk menerima pasangan yang mungkin tidak memenuhi setiap cita-cita, yang mengharuskan penerimaan terus-menerus atas ketidaksempurnaan.

Kompromi yang Baik vs. Kompromi yang Buruk: Empat Kriteria

Filsuf Robert Goodin memberikan kerangka kerja untuk memahami kompromi yang efektif, dan ide-ide ini disesuaikan dengan konteks romantis sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun