Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Transaksional dan Ambruknya Demokrasi: Memahami Bahaya dan Dampaknya

20 Oktober 2024   03:54 Diperbarui: 20 Oktober 2024   03:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.id

4. Eksploitasi Ekonomi dan Ketidakadilan Sosial
Politik transaksional cenderung menghasilkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan segelintir elit politik dan ekonomi, sementara mayoritas rakyat dibiarkan tertinggal. Ini menciptakan ketidakadilan ekonomi yang lebih besar, memicu polarisasi sosial, dan mengganggu stabilitas sosial.

Contoh Politik Transaksional di Berbagai Negara

Politik transaksional bukan hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Salah satu contoh terkenal adalah kasus Watergate di Amerika Serikat, di mana transaksi politik tersembunyi dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan. Di banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, politik transaksional sangat merusak proses demokrasi, menciptakan rezim otoriter yang sulit diberantas.

Di Indonesia, politik transaksional sering terlihat dalam bentuk "mahar politik" atau jual beli jabatan. Banyak kandidat yang menggunakan kekuatan uang untuk membeli dukungan partai politik atau pejabat lokal untuk memperlancar pencalonan atau program mereka. Praktik ini bukan hanya memperburuk citra politik, tetapi juga menciptakan penghalang bagi partisipasi politik yang lebih luas dan transparan.

Dampak Terhadap Demokrasi

Politik transaksional merusak demokrasi dengan berbagai cara. Pertama, ia mengubah fokus politik dari kepentingan publik ke keuntungan pribadi atau kelompok. Kedua, ia menciptakan lingkaran setan korupsi yang sulit diputus. Ketiga, ia mendorong ketidakadilan sosial, di mana kebijakan publik lebih menguntungkan mereka yang memiliki kekuasaan dan uang, sementara masyarakat yang lebih miskin semakin terpinggirkan.

Dalam jangka panjang, politik transaksional bisa mengarah pada otoritarianisme. Ketika pejabat politik lebih fokus pada memperkaya diri mereka sendiri dan mempertahankan kekuasaan, mereka akan menggunakan segala cara untuk memastikan mereka tetap berkuasa, termasuk membatasi kebebasan berpendapat, menekan oposisi, dan mengabaikan proses pemilihan yang adil.

Bagaimana Mengatasinya?

Mengatasi politik transaksional dan mencegah ambruknya demokrasi memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sipil, media, lembaga anti-korupsi, dan lembaga internasional. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi pengaruh politik transaksional adalah:

1. Peningkatan Transparansi
Proses pengambilan keputusan politik harus lebih transparan agar masyarakat bisa mengawasi dan menilai tindakan para pejabat. Teknologi digital dan media sosial dapat digunakan untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah diakses oleh semua orang.

2. Pemberantasan Korupsi
Penegakan hukum yang lebih tegas terhadap kasus korupsi dan praktik politik uang adalah langkah penting. Lembaga anti-korupsi harus diperkuat dan diberikan independensi penuh untuk menindak kasus-kasus ini tanpa intervensi politik.

3. Edukasi Politik
Masyarakat perlu dididik tentang pentingnya demokrasi dan bahaya politik transaksional. Partisipasi politik yang lebih aktif dari warga negara dapat mencegah praktik-praktik yang merugikan tersebut berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun