Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merangkul Kesendirian Setelah Putus Cinta, Mengubah Kesepian Menjadi Pemberdayaan

20 Agustus 2024   06:45 Diperbarui: 20 Agustus 2024   07:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepian adalah respons alami terhadap putus cinta, kekosongan yang muncul saat hubungan unik dengan pasangan intim tidak ada lagi. Perasaan hampa dan rindu yang Anda alami berasal dari keinginan mendalam untuk berbagi hidup dengan seseorang yang istimewa. 

Kerinduan ini manusiawi, dan tidak apa-apa untuk mengakuinya tanpa menghakimi. Sama seperti kurang tidur yang mengakibatkan kelelahan, tidak adanya cinta menimbulkan keinginan untuk terhubung.

Namun, ada perbedaan penting antara mengalami kesepian dan mengidentifikasi diri sebagai orang yang kesepian. Yang pertama adalah emosi sementara, pasang surut seperti pasang surut, sedangkan yang kedua menjadi identitas, yang terjalin dengan rasa harga diri Anda. 

Masyarakat sering kali memperkuat identitas ini, memprogram kita untuk melihat kesepian sebagai kekurangan yang harus diatasi untuk mencapai kebahagiaan. Tekanan tanpa henti untuk "menaklukkan" kesepian bisa sangat membebani, yang menyebabkan keputusasaan dan ketakutan bahwa Anda mungkin tidak akan pernah menemukan cinta lagi.

Bila kesepian terus berlanjut, hal itu dapat berubah menjadi keyakinan bahwa Anda tidak layak untuk ditemani, bahwa Anda ditakdirkan untuk sendirian. Keyakinan ini, pada gilirannya, memperdalam rasa putus asa Anda, menciptakan lingkaran setan keterasingan dan keraguan diri. Namun ingat, kesepian bukanlah hal yang permanen seperti warna mata Anda; itu adalah kondisi pikiran yang dapat diubah dengan perubahan perspektif.

Untuk memulai transformasi ini, penting untuk berhenti merenungkan "bagaimana jika" yang mengganggu pikiran Anda. Bertanya pada diri sendiri apakah Anda akan pernah menemukan pasangan yang sempurna hanya akan meningkatkan kecemasan Anda. 

Mungkin Anda tidak akan menemukan orang yang Anda bayangkan, tetapi jika kemungkinan itu membuat Anda gelisah, itu mungkin pertanda bahwa Anda belum siap untuk menjalin hubungan. Keputusasaan dapat menodai hubungan di masa depan, sehingga sulit untuk membangun hubungan yang sehat dan memuaskan.

Jadi, hadapi ketakutan Anda secara langsung. Tarik napas dalam-dalam dan tanyakan pada diri sendiri: Bagaimana jika saya tidak pernah menemukan pasangan? Pikiran itu mungkin mengejutkan, tetapi penting untuk menghadapinya. 

Pertanyaan ini, yang membayangi hidup Anda seperti awan gelap, adalah sumber sebenarnya dari tekanan hidup Anda, bukan kesepian itu sendiri. Dengan berfokus pada ketakutan ini, Anda membiarkannya menguras semangat hidup Anda, mencegah Anda untuk benar-benar hidup.

Akar dari perjuangan Anda bukanlah kesepian, tetapi keputusasaan---keyakinan bahwa Anda akan selalu sendirian. Untuk menghilangkan bayangan ini, Anda harus menghadapi dan menerima kemungkinan ini sepenuhnya. Di sinilah konsep penerimaan radikal berperan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun