Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Memberdayakan Melalui Kepercayaan: Biaya Tersembunyi dari Pola Asuh yang Terlalu Protektif

15 Agustus 2024   19:20 Diperbarui: 15 Agustus 2024   19:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahaya dari Pola Asuh yang Terlalu Protektif

Menjadi orang tua adalah perjalanan yang ditentukan oleh cinta, perhatian, dan keinginan yang tak kenal lelah untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya. Kita membayangkan masa depan di mana anak-anak kita tumbuh subur, tak tersentuh oleh bahaya dunia, melangkah ke masa dewasa dengan bekal dan tanpa cedera. Namun, dalam upaya kita yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan rasa aman, terdapat risiko---ketika naluri protektif kita berubah menjadi kendali yang meluas atas lingkungan anak-anak kita, kita mungkin secara tidak sengaja melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. Di sinilah batas antara perhatian dan kendali menjadi kabur, yang mengarah pada apa yang sering disebut sebagai "pola asuh helikopter", di mana perhatian menjadi melumpuhkan, menghambat pertumbuhan yang ingin kita pupuk.

Dari Perlindungan hingga Kelumpuhan: Bagaimana Perawatan Berubah Menjadi Kendali

Wajar bagi orang tua untuk ingin melindungi anak-anak mereka dari bahaya, entah itu dengan mengoleskan tabir surya di hari yang cerah, memastikan mereka mengenakan helm saat bersepeda, atau mengingatkan mereka untuk mencuci tangan sebelum makan. Tindakan-tindakan ini, jika dilakukan secara seimbang, merupakan bagian dari pengasuhan yang sehat dan bertanggung jawab. Namun, ketika tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara ekstrem, dinamikanya berubah secara dramatis.

Pertimbangkan orang tua yang terus-menerus mengoleskan kembali tabir surya selama tamasya singkat, atau yang memaksa anaknya mengenakan beberapa lapis pakaian di hari yang agak dingin karena takut akan kemungkinan masuk angin. Orang tua lain mungkin melarang anak untuk berpartisipasi dalam olahraga, bukan karena cedera yang sebenarnya, tetapi karena takut akan kemungkinan cedera. Tindakan-tindakan ini, meskipun berakar pada cinta, dapat menciptakan ketidaknyamanan dan pembatasan yang tidak perlu, mengajarkan anak-anak bahwa dunia adalah tempat yang harus ditakuti dan bahwa mereka tidak siap untuk menghadapinya.

Konsekuensi yang Tak Terlihat: Menghambat Kemandirian dan Pertumbuhan

Perlindungan yang berlebihan terhadap anak-anak membawa konsekuensi yang tidak diinginkan yang jauh melampaui momen saat itu juga. Ketika anak-anak berulang kali dilindungi dari tantangan kecil dan risiko sehari-hari, mereka belajar melihat dunia melalui lensa ketakutan. Hakikat kemandirian---kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan, membuat keputusan, dan memecahkan masalah---menjadi terkekang.

Anak-anak yang tumbuh di bawah bayang-bayang kendali orang tua yang berlebihan mungkin akan kesulitan dengan keterampilan hidup dasar saat mereka tumbuh dewasa. Seorang remaja yang tidak pernah diizinkan memasak mungkin akan memasuki masa dewasa tanpa keterampilan memasak dasar. Seorang anak yang pilihannya selalu dibuat untuk mereka mungkin kesulitan dengan ekspresi diri dan pengambilan keputusan. Anak-anak ini berisiko memberontak terhadap batasan yang menyesakkan atau menjadi terlalu bergantung pada orang tua mereka, tidak mampu bertindak tanpa bimbingan.

Implikasi jangka panjangnya signifikan. Ketika anak-anak ini melangkah ke dunia mereka sendiri---entah itu kuliah, memulai pekerjaan, atau sekadar mengelola tugas sehari-hari---mereka mungkin merasa kewalahan oleh situasi yang ingin dihindari oleh orang tua mereka. Tugas-tugas yang seharusnya rutin, seperti membuat keputusan, menjelajahi ruang publik, atau menangani kemunduran kecil, dapat terasa seperti tantangan yang tidak dapat diatasi.

Menyeimbangkan Perawatan dengan Keyakinan: Strategi untuk Membina Kemandirian

Jadi, bagaimana kita, sebagai orang tua, mencapai keseimbangan yang tepat antara perlindungan yang diperlukan dan pembinaan kemandirian? Jawabannya terletak pada pengembangan pendekatan yang berakar pada kepercayaan---kepercayaan pada kemampuan anak-anak kita dan pada ketahanan yang dapat mereka bangun melalui pengalaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun