Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menavigasi Harapan Hubungan untuk Harmoni Abadi

24 Juli 2024   09:35 Diperbarui: 24 Juli 2024   09:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Walking Towards Love

Setiap orang membawa pengalaman dan harapan unik ke dalam suatu hubungan. Mengelola harapan ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan kepuasan. Harapan yang tidak realistis dapat menyebabkan frustrasi, kebencian, dan konflik, sedangkan harapan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan saling pengertian dan pertumbuhan.

Pentingnya Mengkomunikasikan Harapan

Anehnya, banyak pasangan tidak membicarakan harapan mereka. Hal ini sering terjadi karena mereka belum mengidentifikasi atau mengartikulasikan harapan tersebut bahkan kepada diri mereka sendiri. Selain itu, mendiskusikan harapan bisa jadi tidak nyaman atau terasa mengancam.

Namun, kurangnya kesadaran dan komunikasi hampir pasti menimbulkan konflik. Pasangan tidak bisa berharap satu sama lain untuk membaca pikiran, namun ini adalah masalah umum. Ketika harapan tidak dikomunikasikan, rasa sakit, kebencian, dan kemarahan mulai muncul di balik interaksi pasangan.

Sumber dan Dampak Harapan

Harapan dalam hubungan mencakup keyakinan tentang bagaimana pasangan harus berperilaku, berkomunikasi, dan memenuhi peran. Keyakinan ini dibentuk oleh pengalaman pribadi, norma masyarakat, dan latar belakang budaya. Penelitian menunjukkan bahwa harapan yang tidak sesuai merupakan sumber ketidakpuasan relasional yang signifikan.

Harapan memengaruhi kontribusi kita pada suatu hubungan. Mereka pada dasarnya subjektif dan bias. Jika pasangan berasumsi orang lain secara otomatis mengetahui dan menyetujui harapannya tanpa melakukan percakapan, kemungkinan besar akan timbul ketegangan.

Harapan yang tidak realistis menimbulkan rasa kecewa yang terus-menerus. Ketika pasangan gagal memenuhi harapan ini, perasaan tidak mampu dan frustrasi muncul. Pasangan dengan optimisme yang tidak realistis terhadap hubungan mereka lebih mungkin mengalami penurunan kepuasan pernikahan seiring berjalannya waktu.

Belajar Mengidentifikasi dan Berbagi Harapan

Kabar baiknya adalah Anda dapat belajar mengidentifikasi, berbagi, dan mengelola harapan Anda dengan cara yang memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.

Masa Lalu sebagai Kunci Masa Kini

Harapan hubungan Anda sering kali dipandu oleh hubungan lain yang pernah Anda amati atau jalani. Pemahaman pertama banyak orang tentang interaksi pasangan berasal dari pengamatan pernikahan orang tua mereka.

Ketika orang tua memiliki konflik yang tinggi, anak-anak mereka cenderung mengalami depresi dan kecemasan. Sebaliknya, ketika kualitas hubungan orang tua tinggi, anak cenderung mempunyai tingkat kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi. Kesan-kesan ini membentuk harapan-harapan yang dimiliki anak-anak ketika mereka memasuki hubungan berkomitmen mereka sendiri.

Jika hubungan orang tua Anda diwarnai dengan konflik dan permusuhan, Anda mungkin menganggapnya normal atau menentang keras hal tersebut. Kedua ekstrem tersebut dapat merusak hubungan Anda.

Budaya tempat Anda dibesarkan juga memengaruhi apa yang Anda harapkan dari pasangan Anda. Meskipun Anda belum tentu setuju dengan harapan budaya, harapan budaya tersebut adalah bagian dari diri Anda dan sulit dipisahkan. Perbedaan sikap terhadap tugas rumah tangga, waktu makan, norma komunikasi, dan lainnya dapat berasal dari pengaruh budaya.

Hal Umum dari Harapan yang Tak Terucapkan

Kita sering percaya bahwa karena pasangan kita mencintai kita, mereka tahu bagaimana mencintai kita. Harapan dapat berkisar dari tugas kecil seperti membuang sampah hingga keputusan besar dalam hidup seperti memiliki anak. Beberapa hal umum mengenai harapan tak terucapkan meliputi:

  • Seks: Membahas frekuensi, kepuasan, suka dan tidak suka, serta keinginan tanpa rasa malu dapat memperjelas harapan.
  • Uang: Dialog rutin mengenai pengelolaan uang, utang, rekening bersama, pembayaran tagihan, keputusan keuangan, dan prioritas sangatlah penting.
  • Peran Pasangan: Mengharapkan pasangan Anda untuk menjadi "segalanya" bagi Anda memberikan beban yang tidak realistis padanya. Suatu hubungan terdiri dari individu-individu dengan latar belakang, minat, dan hasrat yang berbeda.
  • Mengasuh Anak: Diskusikan nilai, aturan, dan tujuan keluarga Anda untuk menghindari konflik.

Mengelola Harapan

Menentukan apa yang masuk akal untuk ditanyakan, di mana letak batasannya, dan bagaimana menyeimbangkan kebutuhan yang berbeda dapat menjadi suatu tantangan. Penting untuk menyadari bahwa hubungan yang aman mencakup cinta, perhatian, kasih sayang, dan kesetiaan---bukan hanya kebahagiaan dan tanpa konflik. Kompromi sangat penting untuk menjaga hubungan tetap aman dan dinamis.

Strategi untuk Mengelola Harapan

1. Bedakan Keinginan dan Kebutuhan: Buatlah daftar apa yang Anda masing-masing inginkan dan butuhkan dalam hubungan. Bandingkan daftar Anda untuk menemukan bidang-bidang yang sinkronisitas dan bidang-bidang yang memerlukan lebih banyak komunikasi dan negosiasi.

2. Berkomunikasi dengan Jelas: Bersikaplah eksplisit tentang kebutuhan Anda dan dengarkan kebutuhan pasangan Anda. Jika hal-hal yang tidak dapat dinegosiasikan sangat berbeda, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari terapis.

3. Pertimbangkan Konteks: Pahami bahwa tekanan eksternal, seperti masalah pekerjaan atau keluarga, dapat memengaruhi perilaku. Kenali faktor-faktor ini pada diri Anda dan pasangan.

4. Keseimbangan Kekuatan dan Kendali: Putuskan bagaimana keputusan akan dibuat dan tinjau kembali perjanjian ini secara teratur untuk memastikan keseimbangan yang sehat dalam hubungan.

Kesimpulan

Setiap orang mempunyai harapan terhadap pasangannya, beberapa di antaranya mungkin tidak disadari. Kesadaran dan komunikasi mengenai harapan sangat penting untuk memprioritaskan hubungan. Harapan harus realistis dan fleksibel untuk mengakomodasi pertumbuhan pribadi dan perubahan seiring waktu.

Mengelola harapan hubungan memerlukan upaya, pemahaman, dan fleksibilitas yang berkelanjutan. Dengan terlibat dalam komunikasi terbuka, memupuk pandangan realistis, melatih empati, dan mudah beradaptasi, pasangan dapat membina hubungan yang lebih sehat dan memuaskan. Ini bukan tentang tidak memiliki harapan, namun tentang mengelolanya dengan cara yang mendukung pertumbuhan dan kebahagiaan bersama.

***

Solo, Rabu, 24 Juli 2024. 9:06 am

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun