Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Penindas Orang Dewasa: Panduan untuk Bersikap Asertif

30 Juni 2024   08:30 Diperbarui: 30 Juni 2024   13:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Sharecare

Di era di mana intimidasi pada orang dewasa menjadi semakin lazim, sangatlah penting untuk membekali diri kita dengan keterampilan untuk membela diri. Inilah cara Anda dapat menangani penindas orang dewasa dengan tegas dan mendapatkan kembali kepercayaan diri Anda.

Wawasan Utama

  • Saat menghadapi penindas orang dewasa, hindari merespons secara agresif atau pasif. Bertujuan untuk bersikap asertif.
  • Sadarilah bahwa pelaku intimidasi sering kali tidak dapat mengendalikan perilakunya, jadi Anda harus mengambil tindakan.
  • Sikap asertif sering kali melibatkan interupsi terhadap perilaku intimidasi dengan kalimat atau tindakan sederhana.
  • Jangkau orang lain untuk menghindari isolasi dan pahami bahwa mencari bantuan adalah hal yang dapat diterima.

Memahami Penindasan Orang Dewasa

Perilaku intimidasi menjadi hal yang sangat normal di dunia saat ini, seperti yang dibahas dalam buku, Our New World of Adult Bullies: How to Spot Them---How to Stop Them, tulisan Bill Eddy LCSW, JD. Baik di keluarga, tempat kerja, komunitas, atau online, penindasan dapat membuat orang lengah, sehingga menimbulkan respons emosional yang sering kali memperburuk situasi.

Respons Emosional terhadap Penindasan

Orang biasanya merespons penindasan dengan salah satu dari dua cara berikut: agresi atau pasif. Yang mengejutkan, kedua respons ini cenderung mendorong terjadinya intimidasi lebih lanjut.

* Agresi: Berteriak, mengancam, atau membalas dendam secara online dapat menjadi bumerang. Para pelaku intimidasi dapat memanipulasi tanggapan ini untuk menggambarkan Anda sebagai agresor, sehingga mempersulit orang lain untuk menanggapi klaim Anda dengan serius.

* Kepasifan: Berdiam diri atau tidak melakukan apa pun dapat membuat pelaku intimidasi semakin berani, karena mereka mungkin menikmati kekuatan yang mereka rasakan karena membuat Anda kesal.

Langkah-Langkah Menuju Ketegasan

Bersiaplah Secara Psikologis

Mengelola emosi adalah keterampilan yang sebagian besar dari kita latih secara rutin. Saat dihadapkan pada konflik, wajar jika kita melakukan refleksi diri dan bertanya, "Apa yang telah aku lakukan hingga pantas menerima ini?" Para penindas mengeksploitasi kecenderungan ini, menyerang penampilan, kecerdasan, kompetensi, dan lainnya untuk membuat Anda meragukan diri sendiri.

Namun, penting untuk mengubah pemikiran Anda. Ingat:

* Ini Bukan Tentang Anda: Tidak ada seorang pun yang pantas diintimidasi, terlepas dari kesalahan apa pun yang telah mereka lakukan. Masalahnya terletak pada kurangnya keterampilan sosial si pelaku intimidasi.

* Penegasan Diri: Gunakan frasa seperti "Tidak seorang pun pantas diintimidasi" dan "Ini bukan tentang aku" untuk mengingatkan diri sendiri akan nilai diri Anda.

* Antisipasi Perilaku Penindas: Sadarilah bahwa beberapa penindas tidak dapat menghentikan dirinya sendiri karena gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian narsistik, antisosial, atau ambang. Memahami hal ini dapat mempersiapkan Anda untuk bertindak asertif.

Tanggapi dengan Asertif

Saat Anda mengenali penindasan, penting untuk menghentikan perilaku tersebut dengan tegas. Hal ini tidak berarti terlibat dalam konfrontasi yang memanas, melainkan menggunakan pernyataan yang jelas, tegas, dan singkat. Latihlah tanggapan berikut dengan teman atau anggota keluarga yang tepercaya:

* "Cukup, Joe!"

* "Kita hanya harus setuju untuk tidak setuju."

* "Beri aku istirahat, Jane!"

Jika Anda berada dalam situasi yang mungkin tidak aman, fokuslah untuk menjauh dari lingkungan tersebut daripada menghadapi pelaku intimidasi secara langsung.

Mencari Dukungan

Bicaralah dengan Seseorang

Isolasi adalah reaksi umum terhadap penindasan, namun sangat penting untuk melakukan upaya sosialisasi. Bicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional seperti terapis atau pengacara. Berbagi pengalaman tidak hanya menghilangkan beban emosional tetapi juga membantu Anda menyusun strategi dalam menangani situasi tersebut.

Dapatkan Bantuan

Banyak tempat kerja memiliki sumber daya untuk mendukung Anda, seperti departemen SDM, ombudsman, atau program bantuan karyawan. Jika pelaku intimidasi adalah seseorang yang memiliki otoritas, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan seseorang di luar organisasi Anda untuk menyusun rencana.

Libatkan Pengamat

Jika Anda menyaksikan penindasan, Anda dapat mendukung korban dengan pernyataan singkat dan tegas kepada pelaku intimidasi. Selain itu, menemukan dan berhubungan dengan orang lain yang pernah ditindas oleh orang yang sama dapat mengarah pada tindakan kolektif, serupa dengan dampak gerakan #MeToo melawan pelecehan seksual.

Kesimpulan

Dengan maraknya perundungan di kalangan orang dewasa, penting bagi kita untuk menguasai keterampilan asertif untuk melawannya. Dengan mempersiapkan diri secara psikologis, merespons dengan tegas, dan mencari dukungan, Anda dapat melawan para pelaku intimidasi dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih terhormat dan aman bagi semua orang. Ingat, Anda berhak untuk bersuara, mencari bantuan, menetapkan batasan, dan menerapkan konsekuensi terhadap perilaku penindasan.

***

Solo, Minggu, 30 Juni 2024. 8:04 am

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun