Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merangkul Tahun Emas: Menemukan Tujuan dan Kedamaian dalam Penuaan

31 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 31 Mei 2024   19:40 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

Praktik untuk Membingkai Ulang Masa Lalu dan Membangun Masa Kini yang Bermakna

Wawasan Utama

  • Penuaan dan kematian adalah pengalaman universal yang dialami manusia, dan hal tersebut dapat dijalani dengan berbagai cara.
  • Teori Erik Erikson menguraikan tugas-tugas perkembangan untuk setiap tahap kehidupan, termasuk tahun-tahun senior.
  • Merefleksikan kehidupan kita sebagai orang lanjut usia dapat menimbulkan rasa integritas atau keputusasaan.

Bertambahnya usia dan memasuki tahap kehidupan "senior" dapat meresahkan, apa pun keadaan kita. Kecuali kita meninggal dunia sebelum waktunya, kita semua harus menghadapi tantangan usia tua. Khayalan tentang sifat tak terkalahkan yang sering menyertai masa muda pada akhirnya memberi jalan pada kenyataan penuaan yang tidak dapat dihindari. Gejala umum seperti pegal-pegal, susah tidur, dan kehilangan ingatan menjadi lebih umum ketika tubuh dan pikiran kita kehilangan ketahanan masa mudanya.

Meskipun tidak ada seorang pun yang dijamin berumur panjang, setiap orang pada akhirnya akan menghadapi tahap akhir penuaan. Mengamati individu di panti jompo atau fasilitas tempat tinggal berbantuan mengungkapkan spektrum pengalaman penuaan---ada yang menua dengan anggun, ada pula yang mengalami kesulitan.

Erik Erikson, seorang ahli teori perkembangan abad ke-20, mengemukakan bahwa identitas dan kepribadian terus berkembang sepanjang hidup, termasuk tahap akhir. Teori multi-tahap perkembangan manusia menguraikan tonggak psikologis yang berbeda dari masa bayi hingga kematian. Pada masa bayi, misalnya, tahap percaya versus tidak percaya merupakan dasar untuk membangun ego dan identitas individu. Pengasuhan yang andal pada tahap ini menumbuhkan kepercayaan, memungkinkan tugas perkembangan lebih lanjut seperti pembelajaran, sosialisasi, dan pekerjaan.

Dalam kerangka Erikson, tahap terakhir---integritas versus keputusasaan---dimulai sekitar usia 60 tahun. Pada tahap ini, individu merefleksikan kehidupan mereka, menilai apakah mereka telah berhasil dan bermakna. Mereka yang menyimpulkan bahwa kehidupan mereka telah membuahkan hasil dan berharga, meskipun mengalami kesulitan dan kegagalan, sering kali mengalami rasa integritas. Hal ini mengarah pada kebijaksanaan, kepuasan, dan penerimaan kematian tanpa rasa takut. Sebaliknya, mereka yang memandang hidupnya tidak memuaskan dan mengecewakan mungkin mengalami keputusasaan, yang ditandai dengan kesepian, penyesalan, depresi, dan keputusasaan.

Sebuah penelitian di Belgia menguji premis Erikson dengan mengamati warga lanjut usia selama krisis COVID-19, yang menyebabkan stres, kecemasan, dan isolasi sosial. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki integritas ego---yang dapat menerima peristiwa masa lalu dan melihat kehidupan mereka secara koheren---lebih mampu menangani tantangan pandemi ini. Orang-orang ini melaporkan tingkat penerimaan yang lebih tinggi dan lebih sedikit isolasi sosial dan keputusasaan dibandingkan mereka yang memasuki krisis dengan perasaan menyesal dan putus asa.

Menemukan Kepuasan di Tahun-Tahun Berikutnya

Jika Anda mendapati diri Anda memiliki rasa integritas di masa tua Anda, Anda berada pada posisi yang baik untuk berbagi harapan dan kebijaksanaan Anda dengan orang lain dan menikmati waktu yang tersisa. Namun, jika Anda bergumul dengan perasaan putus asa, tidak semuanya hilang. Anda dapat menerapkan praktik untuk mengubah masa lalu, membangun tujuan baru, dan menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan di tahun-tahun berikutnya. Praktik-praktik ini termasuk menulis memoar, mencari komunitas, melakukan kesalahan, dan melayani orang lain.

Penulisan Memoar

Julia Cameron, seorang penganjur ekspresi kreatif pada usia berapa pun, menyarankan penulisan memoar sebagai praktik terapeutik. Bukunya "It's Never Too Late to Begin Again (Tidak Ada Kata Terlambat untuk Memulai Lagi)" mendorong para pensiunan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dan menemukan tujuan. Menulis tentang pengalaman hidup setiap lima tahun sekali, dimulai dari masa kanak-kanak, bisa menjadi cara yang ampuh untuk memproses ingatan dan emosi. Latihan ini membantu individu memaafkan kesalahan masa lalu, merayakan kemenangan yang terlupakan, dan menumbuhkan rasa welas asih.

Mencari Komunitas

Tidak ada kata terlambat untuk membangun komunitas yang mendukung. Jika hubungan keluarga di masa lalu menimbulkan penyesalan, menemukan "suku" baru bisa menjadi penyembuhan. Terlibat dalam kelas, hobi, atau pertemuan lokal dapat memperkenalkan Anda kepada orang-orang yang berpikiran sama yang menjadi keluarga pengganti Anda. Menciptakan kenangan baru yang positif dapat membantu menutupi rasa sakit di masa lalu.

Membuat Perubahan

Merefleksikan kehidupan Anda mungkin memunculkan kenangan akan kerugian yang ditimbulkan pada orang lain. Jika memungkinkan, memperbaiki kesalahan terhadap orang yang Anda bersalah bisa sangat menyembuhkan. Meminta maaf dan mendiskusikan pengalaman bersama, tanpa menimbulkan kerugian lebih lanjut, dapat menyembuhkan luka lama dan menumbuhkan rasa damai.

Melayani Orang Lain

Kesukarelaan dan pendampingan memungkinkan Anda menyampaikan kebijaksanaan yang diperoleh dari keberhasilan dan kegagalan. Pengalaman Anda dapat memberikan harapan dan bimbingan kepada orang lain, dan membantu orang lain dapat mengalihkan fokus Anda dari obsesi diri dan penyesalan ke koneksi dan kontribusi. Baik melalui bercerita, kegiatan amal, atau bimbingan, tindakan Anda dapat memberikan dampak positif yang bertahan lama.

Melangkah Maju dengan Integritas dan Rahmat

Meskipun penuaan dan kematian tidak bisa dihindari, namun hal tersebut tidak harus melumpuhkan. Dengan menilai secara jujur dan menerima masa lalu dengan penuh kasih, kita dapat menghadapi ketidakpastian di usia tua dengan integritas dan rahmat. Menerapkan praktik-praktik yang mendorong refleksi, koneksi, dan pelayanan dapat mengubah tahun-tahun terakhir kita menjadi periode pertumbuhan dan kepuasan yang berarti.

***

Solo, Jumat, 31 Mei 2024. 6:57 pm

Suko Waspodo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun