Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengelola Resolusi Konflik Secara Efektif

12 Januari 2024   15:21 Diperbarui: 12 Januari 2024   15:22 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara menetapkan batasan dan bertindak asertif dalam konflik.

Mengelola resolusi konflik secara efektif memerlukan kombinasi keterampilan interpersonal, kesadaran diri, dan ketegasan. Menetapkan batasan dan bertindak tegas dapat menjadi komponen penting dalam proses ini. Berikut beberapa tip tentang cara mencapai hal ini:

1. Refleksi dan Kesadaran Diri: Sebelum mengatasi konflik, luangkan waktu untuk merenungkan perasaan, kebutuhan, dan nilai-nilai Anda. Pahami perspektif dan emosi Anda sendiri mengenai situasi tersebut.

2. Perjelas Batasan Anda: Tentukan dengan jelas batasan pribadi dan profesional Anda. Ketahui perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat Anda terima. Kejelasan ini akan membantu Anda mengomunikasikan kebutuhan Anda secara efektif.

3. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat: Pengaturan waktu sangat penting dalam penyelesaian konflik. Pilihlah suasana yang pribadi dan netral di mana kedua belah pihak merasa nyaman mendiskusikan masalah tersebut tanpa gangguan yang tidak perlu.

4. Gunakan Pernyataan "Aku": Ekspresikan perasaan, pikiran, dan kebutuhan Anda dengan menggunakan pernyataan "Aku" dan bukan pernyataan "Kamu". Ini membantu menghindari kesalahan dan membuat komunikasi Anda lebih tegas. Misalnya, ucapkan "Aku merasa kesal saat..." alih-alih "Kamu selalu..."

5. Mendengarkan Secara Aktif: Dengarkan baik-baik sudut pandang orang lain. Tunjukkan empati dan akui perasaan mereka, meskipun Anda tidak setuju. Hal ini membantu menciptakan lingkungan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati.

6. Tetap Tenang: Jaga emosi Anda selama percakapan. Ambil napas dalam-dalam jika perlu, dan hindari bereaksi secara impulsif. Tetap tenang membantu Anda berpikir lebih jernih dan merespons dengan tegas.

7. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tegas: Pertahankan kontak mata yang baik, berdiri atau duduk tegak, dan gunakan suara yang tenang dan mantap. Isyarat non-verbal dapat memperkuat ketegasan dan kepercayaan diri Anda.

8. Tetapkan Ekspektasi yang Spesifik dan Terukur: Komunikasikan dengan jelas harapan Anda dan hasil yang diinginkan. Bersikaplah spesifik tentang perubahan yang ingin Anda lihat dan bagaimana perubahan tersebut selaras dengan batasan Anda.

9. Bernegosiasi dan Temukan Titik Temu: Mencari solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat. Bersikaplah terbuka untuk berkompromi dan temukan jalan tengah yang menghormati batasan setiap orang.

10. Latih Teknik Ketegasan: Mainkan skenario komunikasi asertif dengan teman atau terapis untuk membangun kepercayaan diri. Berlatihlah menggunakan frasa dan respons asertif terhadap situasi yang menantang.

11. Tetapkan Konsekuensi: Komunikasikan dengan jelas konsekuensinya jika batasan yang ditetapkan tidak dipatuhi. Konsekuensinya harus masuk akal dan proporsional dengan situasi.

12. Carilah Bantuan Profesional Jika Diperlukan: Jika konflik terus berlanjut atau meningkat, pertimbangkan untuk melibatkan mediator, konselor, atau profesional SDM untuk membantu memfasilitasi proses penyelesaian.

Ingat, ketegasan adalah tentang mengungkapkan kebutuhan dan pendapat Anda sambil menghormati kebutuhan dan pendapat orang lain. Ini adalah keterampilan utama dalam resolusi konflik dan dapat berkontribusi pada hubungan yang lebih sehat.

***
Solo, Jumat, 12 Januari 2024. 3:10 pm
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun