Mohon tunggu...
Sukmono Rihawanto
Sukmono Rihawanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Dengan humor, Anda bisa memperlunak beberapa tamparan terburuk dalam hidup Anda. Begitu Anda tertawa, seberapa pun menyakitkannya situasi Anda, Anda pasti bisa melaluinya."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(MIRROR) Dijahili Tuyul

19 Desember 2011   01:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:05 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Sukmono Rihawanto (no.135)

Setelah beberapa tahun berpindah-pindah rumah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Kini, Sukrie telah menempati rumah baru. Bersama isteri dan seorang anak, ia merasa bahagia menghuni rumah barunya sendiri yang dibangun jauh dari keramaian kota.

Berdiri tidak jauh dari hamparan perkebunan teh yang cukup luas rumah Sukrie tampak asri dengan halamannya yang indah. Rumah-rumah penduduk di sekitarnya juga sangat megah dan menawan dipandang. Dan Sukriepun begitu mudah cepat bergaul dengan tetangga-tetangganya.

Seiring dengan perjalanan waktu. Baru sekitar tiga bulan Sukrie menempati rumah baru, ia telah mengalami keanehan di dalam kehidupannya. Uang yang ada di dompet sakunya hilang beberapa lembar ratusan ribu.

“Bu, uang di dompetku kok nggak ada!”kata Sukrie kepada isterinya ketika ia hendak bersiap-siap berangkat ke tempat kerja.

”Áh masa, Ayah lupa naruh kali,” sahut isterinya agak sedikit keheranan.

“Ini pasti ada yang mengambil,” gumam Sukrie sambil membolak-balik isi dompetnya.

“Bukan ibu lho, yah. Yang jelas ibu nggak ngambil,” jawab isterinya sambil mengangkat dua jemari tangannya bersumpah.

Sukrie tak habis pikir dengan kejadian yang dialaminya. Ia dihantui pikiran-pikiran nyeleneh alias tidak logis memikirkan kemana uangnya itu raib. Namun demikian, usaha pencarian hanya membuahkan hasil sia-sia, karena ternyata kehilangan uang di dalam rumah telah terjadi berulang-ulang.

Teman-teman di kantorpun tak luput dari ajang curhat kekesalan hatinya. Hingga pada suatu hari, Sukrie mendapatkan ide untuk bertanya kepada seorang paranormal bagaimana caranya agar si pencuri uang tersebut dapat ditangkap.

“Bu, ayah mau ke sungai sebentar,” kata Sukrie berpamitan kepada isterinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun