Mohon tunggu...
Sukmawati Gultom
Sukmawati Gultom Mohon Tunggu... Penulis - Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat dan ketoklah maka pintu akan dibukakan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

God is Love

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tulisan Dapat Mengubah Segalanya

9 Agustus 2019   00:58 Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:17 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Senada dengan apa yang disampaikan bapak Iskandar Zulkarnain, Co-founder Kompasiana pada sesi kedua dengan tema "Apa dan Bagaimana Literasi Digital," Mas Iszet  biasa disapa seperti itu mengatakan; jika perusahaan sekarang atau pelaku bisnis cenderung mempromosikan produknya secara soft selling ketimbang hard selling, karena menurutnya soft selling lebih memiliki daya tarik bagi pembaca  yang melihat konten tersebut. 

Dokpri
Dokpri
Mas Iszet pun membocorkan rahasia dapur seorang content creator,  sontak kompasioner yang ikut dalam pelatihan menulis dari berbagai kota itu  sedikit terheran-heran dan senang itu sudah pasti dengan keterbukaan Mas Iszet.

 "Penulis atau blogger selain sebagai content writer pun berpeluang menulis di bidang content marketing," lanjut Mas Iszet usai coffee break.

Dokpri
Dokpri
Jujur setelah saya mendengar pemaparan dari narasumber Ibu Fanny di season pertama, saya jadi termotivasi ingin segera menulis cerita fiksi dan non fiksi mumpung masih segar di ingatan. Eh......begitu mendengar penjelasan dari Mas Iszet saya pun lagi-lagi jadi ingin menulis konten marketing, maklum Kedua tulisan tersebut belum pernah saya lakoni secara serius, dan menurut saya tak ada kata terlambat untuk memulai hal-hal yang positif.

Di sela-sela pembahasan mengenai literasi digital tepatnya sebelum ishoma Pak Yon Bayu yang sosoknya lucu, nyentrik, dan tak pelit itu tiba-tiba muncul sejenak minta waktu kepada Mas Iszet, saya sempat bertanya-tanya ada apa iya? Oh..... Ternyata Pak Yon Bayu memberi kompetisi menulis saat itu juga, memang lebih ke seru-seruan namun serius dan bermakna, 10 penulis yang tulisannya paling menarik masing-masing akan mendapat hadiah Rp100.000 ditunggu sampai pukul 20.00 WIB lanjut Pak Yon Bayu saat itu,  maka tak salah jika saya katakan Pak Yon Bayu memang tak pelit berbagi. Eitss.....! itu hanya berlaku pada kompetisi seruan aja kompetisi yang sesungguhnya baru dimulai.

Dokpri
Dokpri
Tak lama waktunya Ishoma, sepertinya ini  sudah ditunggu-tunggu banyak kompasianer terlebih yang datang dari luar kota ingin segera masuk ke kamar tidur masing-masing sejenak rebahan melepas letih. Cukup dimengerti karena menempuh perjalanan panjang, maklum sekitar 45 kompasianer yang datang pada event seru dan bermanfaat itu tak hanya dari DKI Jakarta tetapi juga dari Banten dan Jawa Barat.

Dokpri
Dokpri
Saya dan 5 kompasianer yang satu kamar dengan saya naik ke lantai atas sembari mencari di mana kamar nomor 3 11, kebetulan saya memegang kuncinya,  rupanya ada di lantai 3 tepatnya paling pojok.  Saat saya hendak membuka kamar sambil berucap; Assalamualaikum.... Eh kamar sudah terbuka dan tidak terkunci tapi terlihat gelap,  saya sempat kaget namun kami yaitu saya dan 5 kompasianer tidak mengindahkan gelapnya kamar masuk sambil mencari di mana  stopkontaknya, ada yang memanfaatkan waktu singkat itu istirahat sejenak, adapula yang mengerjakan tulisan tantangan dari Pak Yon Bayu, beberapa menit sempat gelap-gelapan dalam kamar. Apakah bohlam nya mati? ternyata kami yang tidak melihat di mana posisi stopkontaknya. 

Dokpri
Dokpri

Tak lama berselang Saya merasakan kok tempat tidur saya bergoyang sedikit ada rasa takut ada apa dengan kamar ini atau apakah karena Mbak Tamita tiba-tiba naik ke atas tempat tidur saya dan tempat tidurnya tak cukup kuat?  ah nggak mungkin, beragam pertanyaan muncul dalam benak saya. 

Rupanya terjadi gempa berkekuatan 7,4 skala Richter yang berpusat di Banten dan guncangannya terasa sampai Jakarta . Terima kasih Tuhan tidak terjadi apa-apa dengan kami, bayangkan kami berada di lantai tiga kala itu, dan apapun yang terjadi dengan saudara-saudara kami di Banten kiranya mereka tetap dalam perlindungan Tuhan,  Amin. 

Berjalannya waktu tiba pada sesi ke-3 kami diajak belajar tentang menulis Topik Ekonomi bersama Bapak Isson Khaerul, Direktur Program Persatuan Penulis Indonesia (PPI) yang punya segudang pengalaman menjadi redaktur majalah Femina. Mendengar nama Pak Isson Khaerul disebut dengan redaktur majalah Femina, mengingatkan saya pernah menjadi pedagang majalah salah satunya majalah Femina. Dan ini  untuk yang kedua kalinya saya bertemu dengan Pak Isson Khaerul, pertama bertemu saat event yang berlangsung di Cisarua Puncak belum lama ini dan sekarang di event pelatihan menulis sekaligus menjadi pembicara bidang ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun