Mohon tunggu...
Sukmawati Gultom
Sukmawati Gultom Mohon Tunggu... Penulis - Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat dan ketoklah maka pintu akan dibukakan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

God is Love

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kerasnya Kehidupan Jakarta, Namun Tetap di Hati

6 Juli 2019   13:04 Diperbarui: 6 Juli 2019   13:29 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami naik busway dengan tujuan pertama Museum Bahari yang terletak di Sunda Kelapa Jakarta Utara, oups kami melewati Alexis, tau kan? itu loh yang sempat perbincangan hangat, saya melongok kanan kiri hanya sekedar ingin tau seperti apa lingkungannya, maklum pertama kali buat saya lewat area itu. Sebenarnya ada keinginan kami untuk mampir ke Alexis, eits.....jangan negative thinking ya... tapi mungkin lain waktu Soale Alexis nya tutup hihihi...

Sempat berganti busway dan akhirnya sampai ke tempat yang dituju.

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Begitu turun dari busway, wih.... aromanya pun sangat khas dan badan saya terasa lengket. Kata saya itulah kesan pertama memasuki area Sunda Kelapa Museum Bahari yang konon bangunannya dulu gudang penyimpanan rempah rempah dari Kongsi Dagang Hindia Timur.

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Begitu saya masuk ke dalam Museum Bahari tersebut, jujur saya terkesima melihat di dalam ruangan tersebut ada banyak koleksi perahu layar dari berbagai daerah Indonesia, ukurannya pun beragam dari yang kecil kuhingga besar pastinya, saya berpikir bagaimana caranya membawa perahu ini dari segala penjuru di Indonesia.

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Tak sampai disitu, juga ada koleksi  meriam, lonceng kapal, lampu navigasi (untuk memberi petunjuk arah bagi kapal yang berada di sekitar Phinisi Nusantara).

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Ada juga radio pantai (salah satu alat komunikasi Phinisi Nusantara dipakai dengan menggunakan sandi Morse).

Radio komunikasi VHF (alat komunikasi kapal dipakai untuk verbal baik untuk komunikasi antar kapal atau petugas pelabuhan pada saat kapal masuk atau keluar pelabuhan.

Jika pernah mendengar ungkapan yang mengatakan nenek moyang kita pelaut, ternyata itu benar.

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Untuk mempersingkat waktu, habis melihat lihat dari lantai dasar, saya naik ke lantai atas, entah mengapa saya agak merinding, terlebih disitu saya melihat banyak patung patung para pelaut maupun tokoh tokoh yang memang legend.

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Di salah satu ruangan ukuran tidak terlalu besar terdapat bermacam rempah rempah, aroma-nya masih terasa, ini luar biasa kata saya. 

Foto arsip pribadi
Foto arsip pribadi
Namaun tak seluruhnya saya perhatikan karena rasa takut saya yang muncul, saya merasa seperti ada yang memperhatikan saya.hiiii.....takut. Atau mungkin juga halusinasi saya melihat patung2 tersebut, entahlah... namun terlepas dari semua itu...tetap seru dan menambah banyak pengetahuan saya tentang dunia kelautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun