Makna brand sebagai hubungan berkembang seiring munculnya berbagai kanal media sosial yang hakikatnya berfungsi untuk menghubungkan manusia melalui dunia digital.Â
Dari sana kehadiran brand di media sosial membawa makna baru berupa pemahaman tentang pentingnya membangun hubungan harmonis antara brand dengan audiens.Â
Semenjak adanya media sosial, brand dituntut untuk menciptakan komunikasi transaksional alih-alih komunikasi linear. Komunikasi transaksional yang terjalin akan membentuk hubungan kolaboratif antara brand dengan audiens.
Sejumlah brand di Indonesia telah menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan audiens mereka.Â
Di industri transportasi, Gojek Indonesia mengubah hubungan antara driver dengan pelanggan menjadi partner dalam perjalanan.Â
Para driver cenderung bersikap ramah dan senang menjadi teman berbicara hanya sekedar untuk menghilangkan kebosanan di tengah perjalanan. Melalui layanan Go Send, Gojek membangun brand baru sebagai mitra dalam mengembangkan bisnis kecil.
Di Industri makanan, Bango mengubah hubungan brand dengan konsumen menjadi rekan dalam menghangatkan suasana keluarga melalui masakan ibu.Â
Bango juga bermain peran sebagai pendukung untuk kemajuan UMKM melalui Festival Jajanan Bango. Brand ini juga memberi pengalaman jelajah kuliner Indonesia, sehingga ia bermain peran dalam penjaga dan pelestari kuliner Indonesia.
Industri lain yang juga menjadikan brandnya sebagai upaya menjalin hubungan datang dari industry pengolahan tembakau dengan nama brand Djarum.Â
Alih-alih menjadi brand rokok yang erat dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan, Djarum memilih menjadi pendorong generasi muda untuk menunjukkan baktinya pada negeri melalui program Corporate Social Responsibility yang bergerak untuk melatih anak-anak bangsa agar menjadi atlet bulu tangkis yang kompeten.