Mohon tunggu...
Sukma Rofiani
Sukma Rofiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Belajar Menulis

Berproses memprasasti diri dengan tulisan. Berdaya untuk bermanfaat dan berharga. Semangat Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Berdiferensiasi: Aktualisasi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

4 September 2024   23:37 Diperbarui: 4 September 2024   23:45 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara terus digaungkan. Berpusat pada murid menjadi tujuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Dalam memenuhi kebutuhan belajar murid, ada tiga aspek yang menjadi fondasinya. Ketiganya yaitu kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid. Agar kebutuhan murid dapat terpenuhi, guru harus mengenali dan memahami tiga aspek fondasi tersebut pada setiap muridnya. Dengan demikian, guru dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid dapat mengakses semua yang kita ajarkan secara efektif sesuai kebutuhan mereka.

Dengan berdasarkan ketiga aspek tersebut pula, keberagaman dan keunikan karakteristik setiap murid semakin terlihat jelas. Untuk menjangkau pembelajaran yang mampu mewadahi keberagaman murid dalam kelas, pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan tepat untuk diimplementasikan.

Pembelajaran berdiferensiasi sejalan dengan pemikiran pendidikan menurut filosofi Ki Hadjar Dewantara. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, pengakuan terhadap perbedaan individu sangat penting. Seperti dijelaskan di awal, pembelajaran berdiferensiasi mengakui adanya perbedaan dalam hal kemampuan, minat, dan gaya belajar murid. Sama halnya dengan Ki Hadjar Dewantara yang mengakui setiap anak berbeda dan unik. Pendidikan menekankan pada kebutuhan individu murid sehingga menjadi pembelajar aktif dan mandiri.

Bagaimana mengimplementasikan Pembelajaran Berdiferensiasi?

Perlu diingat terlebih dahulu bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti dalam penerapannya di kelas, guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula mengajar dengan perbedaan jumlah soal yang diberikan. Bukan juga tentang pengelompokkan murid berdasarkan tingkat kepandaian murid. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru dengan berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan yang dibuat berkaitan dengan tujuan pembelajaran, cara menanggapi dan merespons kebutuhan belajar murid, cara guru menciptakan lingkungan yang mendukung kebutuhan belajar murid, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan pemilihan secara tepat dalam merespons kebutuhan belajar tersebut oleh guru.

Ada tiga langkah utama secara garis besar dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Ketiganya sebagai berikut.

  • Mengetahui kebutuhan belajar murid.
  • Menentukan strategi pembelajaran yang sesuai.
  • Penilaian berkelanjutan.

 Bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid?

Tomlinson (2001), dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Ketiganya yaitu kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar murid atau readiness adalah kesiapan untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan murid. Tomlinson menggambarkan bahwa dalam merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. 

Beberapa contoh perspektif dalam equalizer yang diperkenalkan Tomlinson sebagai berikut. Pertama, "bersifat mendasar -- bersifat transformatif" dalam memahami ide baru. Kedua, "konkret -- abstrak" dalam memahami konsep. Ketiga, ''sederhana -- kompleks" dalam memahami materi dalam pembelajaran. Keempat, "terstruktur -- terbuka" dalam memahami tahapan dan mengeksplor kreativitasnya. Kelima, "tergantung (dependent) -- mandiri (independent)" dalam hal kesiapan dalam mandiri belajar. Keenam, "lambat -- cepat" dalam menguasai materi dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun