Vampir tampan berambut klimis. Aku tak pernah memikirkan itu sebelumnya.
“Mungkin,” seruku. Kali ini aku yang menghela napas. “Apa kamu gak tahu hantu? Makhluk transparan yang bisa menembus pintu dan menakut-nakutimu dengan tawa seramnya.”
“Itu Casper!”
“Enggak,” kataku, penuh keyakinan. Lagi pula Casper sama sekali tidak menakutkan. “Hantu memang benar-benar ada dan dia bisa menembus apapun.”
“Ya, Tuhan,” serunya. “Kamu benar-benar sudah sinting.”
“Ada hantu yang selalu mengikuti kita.”
“Terserahmu.”
“Dia mengikuti kita kemana pun kita pergi.”
“Diamlah.”
“Dia menembus kita. Hantu itu kelewat transparan dan tidak ada yang menyadari keberadaannya. Dia selalu tertawa. Hantu itu selalu tertawa.”
Setelah itu, aku buru-buru menghabiskan makananku. Aku tahu hantu itu ada di sana. Tapi dia sungguh hebat, sampai-sampai istriku tidak menganggapnya hantu.