Kita orang awam mungkin bingung harus mengambil pelajaran agama dari siapa, darimana, dan seperti apa ajaran yang benar itu? Sudah saja ikuti para ulama sebagai pewaris para Nabi. Kita sangat mustahil sekali untuk mengambil kesimpulan hukum secara langsung dari al-Qur'an dan as-Sunnah tanpa perantara penjelasan dari para ulama yang telah dahulu pengalamannya dan kemampuan intelektualnya yang terpercaya. Jangan terkecoh dengan seloganÂ
"kembali menuju al-qur'an dan as-sunnah".Â
Emangnya kita bisa apa? Al-Qur'annya pun jarang dibaca, sunnahnya pun sedikit yang dihafal.
So...simplenya sisi gelap al-Azhar asy-Syarif sama sekali tidak ada kecuali kita dapati dalam diri para pelajarnya yang seringkali dilanda kemalasan (sebenarnya semua pelajar pun sama sih penyakit yang selalu ada adalah kemalasan).  Namun, semalas-malasnya mereka yang belajar di al-Azhar asy-Syarif ataupun pelajar dimana pun teman-teman berada asalkan punya modal cinta terhadap ulama dan menyadari akan kekurangannya tentu kita sebagai pelajar akan mendapat keberkahan dari do'a para ulama dan Allah akan mengumpul kita bersama orang yang dicintainya.
"Cinta hela we lah ayeuna mah ka ulama, ulah sok ngabantah (cinta dulu aja lah sekarang mah ke ulama, jangan suka ngeyel)".
Judulnya di atas hanya sebagai penarik pembaca untuk bisa ngobrol dengan saya lewat tulisan ini.
Sekian dan terima kasih. Like dan komen untuk bahasan obrolan selanjutnya yaaaa.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H