Mohon tunggu...
Sukma Advaita Maheswari
Sukma Advaita Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Seorang remaja penyuka literatur dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Adaptasi Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

30 November 2024   19:02 Diperbarui: 30 November 2024   19:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan judul sebuah novel karya Eka Kurniawan yang pertama kali terbit pada 2014.

SINOPSIS NOVEL
Mengisahkan mengenai Ajo Kawir yang burung-nya tidak lagi bisa bangun akibat sebuah peristiwa di masa kecilnya. Ajo Kawir tumbuh menjadi laki-laki yang nakal dan sering berkelahi di tengah usahanya untuk membangunkan kembali burung-nya yang tertidur lelap. Hingga pada akhirnya, ia bertemu Iteung.

Novel ini dapat saya katakan nyeleneh karena bahasa dan adegan yang digunakan cukup frontal dan vulgar, namun saya suka novel ini karena novelnya nyeleneh. Selain penuh dengan adegan perkelahian dan bahasa yang vulgar, novel ini juga mengangkat isu toxic masculinity dan kekerasan seksual.

ADAPTASI MENJADI SEBUAH FILM
Dikarenakan kesuksesannya dalam bentuk novel, buku Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas akhirnya hadir dalam bentuk film yang disutradarai oleh Edwin dan Palari Films.

Dilansir dari CNN Indonesia, Eka, sebagai salah satu orang yang ikut menggarap naskah film, mengaku memiliki beberapa tantangan. Namun, ia berharap bahwa versi film berbeda dengan versi novelnya. Kesulitan paling utama adalah pada penentuan durasi film yang mana novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas akan memiliki durasi dua hingga tiga kali durasi film jika menggambarkan seluruh bagian. Selain kendala durasi, Eka juga mengaku bahasa menjadi kendala.

Sebagai seseorang yang telah membaca novel sekaligus menonton film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, saya dapat mengatakan bahwa novel tersebut berhasil diadaptasi dengan apik, meskipun saya memiliki beberapa hal yang menurut saya menjadi kekurangan dari filmnya, tentu saja bersifat subjektif.

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berhasil melangkah di kancah internasional dan tentu saja di Indonesia. Film ini berhasil meraih penghargaan di lima kategori pada Festival Film Indonesia (FFI) 2022 di Jakarta Convention Center. Selain itu, film ini juga meraih Piala Citra dalam kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik untuk Edwin dan Eka Kurniawan. Gemailla Gea Geriantiana juga meraih penghargaan sebagai Penata Busana Terbaik.

Sedangkan pada kancah internasional, film ini meraih penghargaan Golden Leopard dalam kategori kompetisi internasional dalam Festival Film Internasional Locarno 2021.

Film ini berhasil merepresentasikan isi film dengan apik, seperti latar belakang tahun 80-90an yang khas dengan pakaian dan gaya rambut dari aktor dan aktrisnya, serta lokasi yang digunakan untuk shooting film. Beberapa bagian vulgar yang ada di dalam novel juga berhasil diangkat dalam filmnya dengan baik, bahasa yang digunakan masih tetap frontal.

Selain faktor latar, aktor dan aktris yang berperan juga memiliki kemampuan yang sangat baik, seperti Marthino Lio yang berperan sebagai Ajo Kawir dan Ladya Cherly yang berperan sebagai Iteung. Keduanya seperti beradu akting dalam film ini. Meskipun harus berperan dalam beberapa adegan perkelahian, Ladya Cheryl berhasil memainkan perannya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun