Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Om Yon Bayu, Mau Jadi Novelis atau Seniman?

8 November 2023   10:01 Diperbarui: 8 November 2023   10:12 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Bersama kedua bos2 saya yang baik hati.

"Kalau bikin novel itu nafasnya harus panjang, mas Yon hebat, saya saja belum mampu bikin novel," kata Pak Thamrin Dahlan Kompasianer Senior juga pensiunan Polri, pada Minggu, 29 Oktober 2023 di Lantai 4 Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) Gedung Ali Sadikin Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Dokpri Bersama kedua bos2 saya yang baik hati.
Dokpri Bersama kedua bos2 saya yang baik hati.

"Apalagi saya pak," imbuh saya kala itu. Seperti diketahui hari itu akan menjadi hari yang selalu dikenang tak hanya oleh saya, pastinya oleh si empunya novel Om Yon Bayu Wahyono, atau mungkin para undangan lainnya.

Betapa tidak, karena di hari tersebut Om Yon me-launching dua Novelnya yaitu PRASA dan KELIR sekaligus dibedah habis-habisan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya, seperti pak Isson Khairul Kompasianer Senior, juga pemerhati sastra dan pak Sunu Wasono dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. 

Sementara Ibu Retno Budiningsih membaca Nukilan KELIR, dan Nukilan PRASA dibacakan oleh Ibu Devie Matahari. Bertindak sebagai moderator adalah Ibu Nuyang Jaimee, sedangkan MC oleh tokoh penyair TIM Bapak Nanang R Supriyatin. 

Selain itu undangan yang hadir di luar ekspektasi, cukup banyak. Karena setahu saya undangan 50 kuota, yang hadir sekitar 100 orang dari berbagai elemen meskipun mayoritas kompasianer yang bernaung di komunitas Click. Luar biasa bukan? 

Kata saya sih, beberapa teman penulis banyak yang antusias juga penasaran, maklum Om Yon itu cukup terkenal dalam dunia literasi selain sosoknya yang friendly.

Namun banyaknya undangan yang hadir sempat membuat saya deg-degan, lah kok bisa? Apa hubungannya? Baca tuntas ya kakak kakak hehehe...

Iya, karena sebelum hari yang dinantikan tiba, pada 30 September 2023, saya diundang Om Yon (biasa teman-teman menyapa seperti itu) menghadiri launching buku di daerah Depok, disana Beliau menyampaikan kepada saya, jika nanti (tanggal 29 Oktober 2023) akan me-launching novelnya. Sembari bergurau "Saya sudah cocok belum jadi seniman?" Tanya Om Yon kala itu, entah apa maksudnya. Selidik punya selidik, rupanya yang hadir di acara tersebut banyak seniman senior pun sastrawan selain penulis.

Om Yon kembali menghubungi saya pada 13 Oktober 2023, untuk membuat schedule ketemu beberapa teman-teman dalam acara pra launching. Besoknya 14 Oktober 2023 menjadi hari yang disepakati. 

Disana Om Yon, menegaskan bagi yang sudah membaca novelnya, agar tidak sungkan-sungkan nanti untuk mengkritik, intinya lebih membutuhkan kritikan dari pada pujian. Kebetulan pada pra launching kedua novelnya ditunjukkan ke teman-teman yang datang saat itu.

Tiba hari yang dinantikan, saya pun dapat tugas dari Om Yon, "Sukma jadi pager ayu," pinta Om Yon. Seperti yang pernah saya katakan, saya sih senang-senang saja, karena Om Yon itu memang orang yang menyenangkan, apalagi pengetahuan dan mungkin juga pengalaman saya masih sangat minim dibanding beliau, tapi beliau adalah pribadi yang bisa menghargai  sesama. Ini bukan "peres" loh... Boleh ditanya teman-teman lainnya.

Bertugas sebagai "pager ayu" berarti harus tiba lebih dulu dari pada undangan. 

Seperti biasa KRL menjadi moda transportasi andalan saya dari Bogor ke Jakarta. Berhenti di stasiun Cikini lanjut naik Gojek ke Taman Ismail Marzuki. Sesampai di depan Gedung Ali Sadikin, saya bertemu Fredy Kompasianer juga, saya pun meminta kepada Fredy untuk menemani saya jadi "pager ayu".

Dokpri Muthiah 
Dokpri Muthiah 

Kami lanjut naik ke Gedung Ali Sadikin, rupanya bos Click Mba Muthia dan Mas Yos Mo juga Om Yon sudah tiba duluan sedang asyik menyantap makanan.

Tak berselang lama kita lanjut ke lantai 4 tempat acara berlangsung.

Beberapa teman penulis pun mulai berdatangan. Saya langsung mempersiapkan diri atau prepare layaknya 'pager ayu' jujur saya sedikit kelabakan karena 'Buku Daftar Hadir Undangan' tidak ada. Saya bertanya kepada Om Yon, rupanya yang menyediakan adalah pihak PDS dan belum juga menyerahkan.

Berjalanya waktu, acara segera dimulai, para undangan masuk tanpa mengisi daftar hadir lebih dulu. Makin sore satu persatu undangan semakin bertambah. Saya tetap mempersilahkan masuk tanpa mengisi daftar hadir, karena belum juga menampakkan diri. Beberapa teman undangan juga bertanya, "apakah tidak ada daftar kehadiran?"

Lamanya pihak PDS, kami pun berinisiatif sendiri membuat daftar hadir undangan dadakan. Selanjutnya saya mempersilahkan para undangan mengisi daftar hadir secara digilir di tengah berlangsungnya acara bedah novel tersebut.

Hingga acara hampir usai, beberapa orang masih berdatangan namun sepertinya bukan dari penulis, melainkan seniman. Saya hanya menebak dari tampilannya saja, itu mengingatkan saya pada launching buku sebelumnya juga merujuk pada lokasi yang dipilih di Taman Ismail Marzuki.

Jika ditanya kenapa saya deg-degan? Melihat banyaknya yang hadir, ada rasa kekhawatiran saya kalau-kalau nanti Snack nya kurang. Saya bertanya untuk memastikan kepada Mba Muthiah Alhasany yang juga bertindak sebagai panitia, kata beliau beres sudah dilebihkan, lega rasanya sebab tak ingin undangan pulang dengan rasa kecewa.

Yang dinanti tiba, 'Daftar Hadir Undangan dan Snack' walau pihak PDS terlambat memberikan. Saya pun langsung bergegas membagikan Snack nya ke tangan para undangan yang hadir satu persatu masih ditengah berlangsungnya acara.

Namun saya agak terkejut, ketika pihak atau karyawan PDS yang membawakan Snack dan Daftar Hadir Undangan tadi, meminta saya kembali untuk mengabsen satu persatu peserta undangan (kembali keliling mengitari peserta). Saya katakan dan tunjukkan, "ini sudah ada", namun tetap diindahkan. Akhirnya daftar ulang lagi !

Saya tahu mungkin itu daftar kehadiran untuk laporan pertanggungjawaban, hanya saja cara mereka agak arogan sementara mereka (pihak PDS) yang terlambat memberikan. Jujur saya sedikit merasa kesal dengan perlakuan mereka. Berharap karyawan pihak PDS bisa lebih bijaksana.

Lalu bagaimanan acara launching dan bedah kedua novel tersebut?

Maafkan ! Saya tidak bisa menjabarkan bagaimana suasana di dalam (tempat acara launching berlangsung) karena saya lebih banyak waktunya diluar (bertindak sebagai penerima tamu) hanya sesekali saja masuk ruangan tersebut.

Tetapi saya yakini pasti sangat seru, karena yang punya "hajatan" adalah om Yon, beliau sebagai undangan saja di event orang lain bikin seru apalagi beliau yang punya acara. Maka saya sangat berharap ada diantara teman-teman yang nge-shoot secara menyeluruh karena saya ingin sekali melihat bagaimana keseruan di dalam, seperti pengakuan beberapa teman penulis yang datang mengatakan 'Acara Yon Bayu Asyik' senang rasanya mendengarnya.

Sekilas sinopsis tentang kedua Novelnya Om Yon.

PRASA (Operasi Tanpa Nama) bercerita tentang anak rimba yang diasuh oleh seorang jenderal karena kampungnya dibakar oleh perkebunan sawit. Setelah besar si anak bertanya, haruskah ia membalas dendam ataukah memaafkan ayah angkat yang telah merawat dengan baik hingga ia tumbuh menjadi gadis cantik yang pintar?

KELIR adalah laki-laki Jawa yang telah menapaki usia senja dan diburu kewajiban mewariskan perang kebatinan di tanah Jawa yang berlangsung ratusan tahun. Bagaimana cara memberitahu hal itu kepada anak laki-lakinya yang hidup di kota dan tidak mengenal adat budaya Jawa? 

Disini membahas tuntas tentang Kejawen, perang agama di tanah Jawa, Sabdo Palon, kebangkitan Majapahit dan konsep Sangkan paraning dumadi, dalam balutan BB kisah romantis yang bikin hati indah.

Usai acara, saya dan beberapa teman yang belum pulang, rupanya masih dijamu oleh om Yon makan-makan di area Taman Ismail Marzuki. Terima kasih Om Yon, sukses selalu tetap berkarya dan ditunggu karya selanjutnya!

Btw, Mau jadi Novelis atau Seniman nih....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun