Mohon tunggu...
Sukmawati
Sukmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Bukan siapa-siapa

Suka melancong

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jangan Tinggalkan Medan Tanpa Membawa Bolu Meranti

24 Juli 2023   23:26 Diperbarui: 24 Juli 2023   23:56 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan tinggalkan Medan tanpa membawa Bolu Meranti, demikian slogan Bolu Meranti. 

Cukup menarik, tentu saja penggunaan slogan pada salah satu produk menjadi daya tarik tersendiri dan sah-sah saja sejauh tidak merugikan pihak lain.

Sementara visinya menginginkan supaya setiap pelancong yang pulang dari Medan membawa oleh-oleh Bolu Meranti.

Entah itu pengaruh slogan atau bukan, kenyataannya tidak sedikit orang apakah itu pelancong atau orang punya kepentingan lain, sekembalinya dari Medan memang kerap membawa oleh-oleh Bolu Meranti. Kadang juga banyak pesanan untuk tidak lupa membawa oleh-oleh Bolu Meranti tersebut.

Seperti Ibu Santi, yang berpesan kepada ponakannya yang sedang liburan ke Medan "bawa Bolu Meranti iya.." pesan beliau.

Memang Bolu Meranti menjadi salah satu oleh-oleh khas Medan yang sering diburu para penikmatnya selain Sirup Markisa dan Kue Bika Ambon. Oleh-oleh ini pun sudah melegenda dan tersohor hingga ke penjuru negeri.

Rasanya yang enak dan lembut, ditambah memiliki varian rasa mulai dari rasa cokelat, keju, blueberry, strawberry, nanas, kacang, moka dan varian lainnya, namun yang paling favorit adalah bolu gulung 3 in 1 atau tiga varian rasa.

Tak heran jika setiap harinya bisa terjual hingga ratusan kotak. Apalagi jika memasuki perayaan hari besar seperti Hari Natal dan Tahun Baru atau Hari Raya idul Fitri, ribuan kotak Bolu Meranti laku terjual.

Selain itu, Bolu Meranti topingnya juara alias tidak pelit topping, padahal harganya standar atau tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan bolu lainnya, seperti penuturan para pelanggan setianya.

Sejarah Bolu Meranti.

Konon, berawal dari hobi seorang ibu yaitu Ai Ling yang gemar memasak termasuk membuat cake untuk bekal anak-anak ke sekolah, kegemarannya semenjak beliau masih muda.

Tak jarang olahannya dibagi ke saudaranya, tetangga dan teman-temannya. Rupanya olahan masakan Ai Ling, pas di lidah teman-temannya, sehingga mereka kerap memesan.

Seiring berjalannya waktu, respon pembeli terus meningkat. Sekitar tahun 2000-an tergugah untuk mencoba menitipkan Bolu buatannya ke salah satu saudaranya yang kebetulan punya usaha di Jalan Meranti Medan, dari sinilah nama Bolu Meranti pun tercipta.

Peminatnya semakin banyak, awalnya hanya di kalangan konsumen lokal Medan, rupanya ada yang membawa ke luar kota sebagai oleh-oleh dari Medan, dari sana semakin banyak penyuka Bolu Meranti hingga ke penjuru negeri dan saat ini sudah memiliki beberapa gerai.

Maka jika sekembalinya dari Medan, rasanya kurang afdol jika tak membawa Bolu Meranti.

Apakah kamu sudah pernah icip-icip? 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun