Bangunannya dari kayu Ulin dari Sumatera, tanpa jendela dan beratapkan sirap kayu.Â
Pintu menuju ke dalam area Saung Ranggon selalu tertutup, jika ingin masuk ke dalam otomatis harus se-izin 'kuncen-nya' yaitu Ibu Sri Mulyati.
Tak lama berselang, kami dari rombongan click masuk kedalam.
Jujur saya sedikit takut, terlebih begitu saya menengok ke arah kamar.
Cerita Ibu Sri, di dalam kamar menyimpan barang-barang pusaka juga rempah-rempah, ada tempat tidur berhias kelambu yang sudah terlihat usang sehingga terasa angker dan mistis. Â
Beberapa teman memberanikan diri masuk ke dalam kamar untuk mengabadikan setiap sudut dengan bidikan kamera ponsel, tentu saja saya tidak ikut masuk.
Konon Saung Ranggon menjadi tempat singgah Pangeran Jayakarta, para ulama dan menjadi pertapaan Presiden Soekarno kala itu.
Lanjut ibu Sri Mulyati, jika ada pria lajang tampan berkunjung, maka ketika pria tersebut pulang, akan ada  wanita  yang  mengikuti dari belakang. Alamak.... Saya pun makin dibuat takut. Dan saya katakan, saya lebih takut berkunjung ke Saung Ranggon dari pada bertemu buaya.
Jelajah Click Cikarang sekaligus untuk seseruan. Â
Untungnya ucapan ibu tersebut menjadi bahan seseruan bagi kami, karenaSalam Sukma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H