Sebelum membaca isi tulisan atau sebuah artikel, tentu saja kita akan melihat judulnya terlebih dahulu.
 Jika menurut kita menarik, kita akan lanjut membaca isinya. Karena Judul tulisan dapat membuat pembaca penasaran.
Dan melihat judul artikel di Kompasiana 'Jelajah Click Mengunjungi Saung Ranggon dan Taman Buaya di Cikarang' cukup membuat saya penasaran, entah dengan teman-teman lainya.
Taman buaya? Berarti banyak buaya-nya dong, hi....seram, ucap saya dalam hati. Meskipun bagi saya lebih menyeramkan melihat ular, ulat dan semacamnya.
Lalu bagaimana dengan Saung Ranggon? Yang terlintas dipikiran saya adalah restoran berkonsep saung lesehan yang memiliki banyak spot instagrammable seperti di pedesaan, ada kolam ikannya dengan udara yang sejuk. Â
"Wah pasti cukup menyenangkan nih.. bersantai melepas lelah sesambil menyantap menu ala pedesaan, ada ikan asin, sayur asam dan lain-lainnya" saya membayangkan itu.
Mengingat apa yang disampaikan oleh Bos Click, "Dari Stasiun Cikarang berangkat ke Saung Ranggon, disarankan membawa jaket atau payung mengingat cuaca sering hujan".
Artinya menjelajah duluan ke Saung Ranggon. Seperti dalam benak saya tadi, Saung Ranggon itu restoran berkonsep saung lesehan. Saya pun sengaja tidak sarapan dari rumah di Bogor, membayangkan ala pedesaan tadi pasti akan nikmat dengan angin sepoi-sepoi.
Saya pun membawa payung, jaket, ada baju ganti juga, kali aja basah-basahan mengingat cuaca yang belakangan memang sering hujan, minuman adalah wajib selalu saya bawa tanpa diingatkan, Â tas ransel saya pun jadi penuh.
Begitu tiba di Saung Ranggon, saya agak kaget karena jauh dari apa yang saya bayangkan. Rupanya Saung Ranggon adalah bangunan bersejarah di Kampung Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat.
Berdiri pada abad 16, di atas tanah seluas 500 meter persegi, dengan panjang 7,6 meter, lebar 7,2 meter dan tinggi 2,5 meter.