3. 28-30 Oktober 1945: Perjanjian Gencatan Senjata
Pada 28 Oktober, terjadi perlawanan besar-besaran di Surabaya. Para pemuda dan rakyat Surabaya berjuang mempertahankan kota mereka. Situasi ini memaksa pihak Sekutu untuk berunding. Pada 30 Oktober 1945, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin datang ke Surabaya untuk menenangkan suasana. Mereka berhasil mengadakan pertemuan dengan Jenderal Mallaby dan membuat kesepakatan gencatan senjata.
4. 30 Oktober 1945: Tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby
Namun, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati, terjadi insiden yang mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby. Saat itu, mobil yang ditumpangi Mallaby dan beberapa tentaranya dicegat oleh para pejuang Indonesia. Terjadi salah paham dan baku tembak hingga akhirnya mobil Mallaby meledak akibat lemparan granat. Tewasnya Mallaby ini membuat Inggris marah besar dan menganggap peristiwa ini sebagai pelanggaran gencatan senjata.
5. 9 November 1945: Ultimatum Tentara Inggris
Setelah kematian Mallaby, Mayor Jenderal Robert Mansergh, yang menggantikan Mallaby, mengeluarkan ultimatum pada 9 November 1945. Ultimatum ini meminta seluruh rakyat Surabaya dan para pejuang untuk menyerahkan senjata paling lambat pada pukul 06.00 pagi tanggal 10 November 1945. Jika tidak, tentara Inggris akan menyerang Surabaya. Rakyat dan pejuang Surabaya menolak menyerah, dan mereka memilih untuk bertahan dengan semangat juang tinggi.
6. 10 November 1945: Serangan Besar-besaran Tentara Inggris
Pada pagi hari 10 November 1945, tentara Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Surabaya dengan menggunakan kekuatan penuh. Mereka mengerahkan sekitar 30.000 pasukan, tank, pesawat tempur, dan kapal perang. Kota Surabaya dibombardir dari darat, laut, dan udara. Perlawanan rakyat Surabaya yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bung Tomo begitu sengit, meski hanya memiliki senjata seadanya dibandingkan dengan peralatan modern tentara Inggris.
Serangan ini memicu pertempuran selama tiga minggu, dari 10 November hingga akhir bulan. Meski Surabaya akhirnya jatuh, semangat juang para pejuang Indonesia menginspirasi perjuangan di daerah-daerah lain.
7. Akhir November 1945: Dampak Pertempuran
Setelah pertempuran besar ini, Surabaya hancur, dan ribuan pejuang serta warga sipil gugur. Pertempuran Surabaya telah menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia siap berjuang habis-habisan demi kemerdekaan. Meskipun tentara Inggris berhasil menguasai kota, perlawanan heroik ini mengangkat nama Surabaya dan Indonesia di mata internasional, serta memperkuat tekad rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan.