Mereka berlari semakin dalam ke dalam rimbunan hutan jati yang tumbuh lebat, berharap bisa berlindung dari penglihatan dan tembakan tentara Belanda.
Beruntung, keberanian dan kecepatan mereka membawa hasil. Dalam ketegangan dan kekacauan itu, mereka berhasil meloloskan diri dari kejaran tentara Belanda. Di tengah kegelapan hutan, mereka berhenti untuk mengambil napas, mengintai dan merenungkan situasi yang mereka hadapi. Meskipun luka-luka mereka, tekad untuk terus melawan tidak pernah padam. Dalam gelap malam yang penuh tantangan ini, semangat perjuangan mereka masih berkobar, dan mereka tahu bahwa mereka harus terus maju menuju kemerdekaan
.
Misi ini bukan hanya tentang fisik dan taktik, tetapi tentang tekad yang tak tergoyahkan dan semangat yang tak pernah padam. Dalam momen ledakan itu, mereka merasakan beban yang mereka pikul selama ini menghilang, digantikan oleh kebanggaan dan keyakinan bahwa perjuangan mereka memiliki arti yang mendalam dalam sejarah kemerdekaan bangsa.
Peristiwa itu adalah bukti nyata dari perjuangan mereka yang tak kenal lelah. Semua langkah yang telah mereka ambil, semua usaha yang mereka korbankan, berbuah hasil yang begitu signifikan. Saat mereka merayakan keberhasilan ini dalam diam, hujan turun dengan lebih lembut, hampir seperti memberi penghormatan kepada pahlawan-pahlawan yang terusir lelah di dalam hutan.
Misi mereka berhasil, dan semangat perjuangan mereka semakin berkobar. Dalam ketegangan dan kegelapan malam itu, mereka telah menciptakan cahaya baru yang akan terus bersinar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.
Dengan langkah-langkah hati-hati yang penuh kewaspadaan, mereka akhirnya tiba di desa Gluntung dengan selamat. Malam yang penuh petualangan dan bahaya membuat langkah mereka begitu berharga di tengah kegelapan yang memayungi desa. Rasa lega dan bangga menyelimuti hati mereka, mengetahui bahwa perjuangan keras yang mereka lalui telah membawa mereka ke tempat perlindungan yang aman.
Di desa yang sunyi, langkah mereka menjadi kicauan harapan yang terdengar oleh para penduduk setempat. Ketika kabar tentang keberhasilan mereka dalam menghancurkan jembatan dan melawan pasukan Belanda menyebar, semangat perjuangan di desa tersebut semakin berkobar. Malam ini akan menjadi sejarah yang diabadikan dalam ingatan mereka, menjadi bukti bahwa perjuangan tanpa pamrih dan tekad yang tak tergoyahkan dapat mengatasi bahkan hambatan terbesar.
Setelah tiba di sebuah rumah yang aman, Abdul Manab langsung memberikan perintah yang berfokus pada kemanusiaan. "Carikan gedebog pisang busuk," ujarnya tegas kepada Rabun. Dalam situasi seperti ini, terlepas dari perjuangan mereka, kemanusiaan dan perhatian pada rekan-rekan yang terluka tetap menjadi prioritas.
Tangan Rabun segera bergerak, mencari gedebog pisang yang sudah  membusuk. Ini mungkin bukan obat ideal dalam situasi normal, tetapi saat ini, gedebod pisang busuk tersebut menjadi obat alami yang dibutuhkan. Sementara itu, Abdul Manab membantu Tumin duduk dengan hati-hati, memastikan bahwa tembakan itu tidak mengakibatkan cedera yang lebih parah.
Kemudian Abdul Manab merobek sebagian dari kain sarungnya dengan cermat, menciptakan sepotong kain yang dapat digunakan sebagai pembalut. Dengan hati-hati, ia merawat luka tembakan di paha Tumin.