Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengatasi Anak Rendah Diri

20 Mei 2023   11:15 Diperbarui: 20 Mei 2023   11:17 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

MENGATASI ANAK RENDAH DIRI

Oleh: Sukir Santoso

Perasaan rendah diri atau inferior hearted pada anak, yang sering disebut sebagai anak minder, adalah kondisi di mana anak merasa tidak berharga, tidak kompeten, atau merasa bahwa dirinya lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman atau orang lain di sekitarnya. Anak yang mengalami perasaan ini cenderung memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri dan kurangnya rasa percaya diri.

Anak yang minder mungkin merasa takut untuk berbicara di depan umum, khawatir tentang penilaian orang lain, atau merasa bahwa mereka tidak mampu mencapai standar yang ditetapkan. Mereka dapat merasa minder tentang penampilan fisik, kemampuan akademik, keterampilan sosial, atau keberhasilan dalam kegiatan lainnya. Anak yang minder juga dapat cenderung membandingkan diri dengan teman-teman mereka yang dianggap lebih baik atau lebih sukses, yang semakin memperkuat perasaan rendah diri.

Perasaan rendah diri pada anak dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka. Mereka mungkin memiliki penampilan yang kurang percaya diri, kesulitan menjalin hubungan sosial, atau menghindari situasi di mana mereka merasa terpapar atau dinilai. Anak yang minder juga bisa mengalami kesulitan dalam mengambil inisiatif, menghadapi tantangan, atau mengejar tujuan pribadi.

Perasaan rendah diri pada anak dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional mereka. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, isolasi sosial, atau masalah belajar. Jika tidak ditangani dengan baik, perasaan rendah diri ini dapat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.

Dalam era yang dipenuhi dengan tantangan dan tekanan sosial, penting bagi orang tua dan orang dewasa di sekitar anak yang mengalami rendah diri atau inferior hearted untuk memberikan  perhatian khusus dan dukungan yang positif. Dengan memberikan dorongan, pengakuan atas prestasi mereka, serta memberikan lingkungan yang aman dan penuh kasih, orang tua dapat membantu anak mengembangkan rasa percaya diri yang kuat dan merasa dihargai. Memberikan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, memberikan pujian yang tulus, dan mengajarkan keterampilan sosial yang positif juga dapat membantu anak membangun rasa percaya diri yang lebih baik dan mengatasi perasaan rendah diri.

Anak-anak yang merasa rendah diri atau  inferior hearted  membutuhkan seseorang yang mendengarkan, mengerti, dan memberikan dorongan positif untuk membantu mereka bangkit dan mengembangkan rasa percaya diri yang kuat. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang konsisten, orang dewasa dapat membantu anak-anak meraih potensi mereka yang sebenarnya, memberikan mereka harapan dan keyakinan bahwa mereka berharga dan mampu mencapai hal-hal besar dalam hidup.

PENYEBAB RASA RENDAH DIRI

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan rasa rendah diri pada seseorang, termasuk anak-anak. Beberapa penyebab umum dari rendah diri antara lain, pengalaman masa lalu, lingkingan social, standar yang tidak realistis, perbandingan sosial, kurangnya pengakuan atau penerimaan, internalisasi negatif, dan gangguan mental.

Pengalaman masa lalu.

Pengalaman negatif, seperti penolakan, pelecehan, atau perlakuan tidak adil di masa lalu dapat mempengaruhi persepsi diri seseorang dan menyebabkan rendah diri. Pengalaman trauma atau kegagalan yang berulang juga dapat merusak kepercayaan diri.

Lingkungan sosial

Lingkungan di mana seseorang tumbuh besar, seperti keluarga, teman sebaya, atau sekolah, dapat memainkan peran penting dalam membentuk rasa diri. Kritik yang berlebihan, perbandingan yang tidak sehat, atau perlakuan tidak adil dapat merusak rasa percaya diri anak.

Standar yang tidak realistis 

Ketika seseorang menerapkan standar yang tidak realistis atau tidak dapat dicapai, mereka mungkin merasa selalu gagal atau tidak memadai. Tekanan dari lingkungan atau harapan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rendah diri.

Perbandingan sosial

Perbandingan dengan orang lain, terutama di era media sosial, dapat menyebabkan rasa rendah diri. Ketika seseorang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses, lebih menarik, atau lebih berprestasi, mereka mungkin merasa tidak sebanding atau tidak berharga.

Kurangnya pengakuan dan penerimaan

Kurangnya pengakuan, pujian, atau dukungan positif dalam kehidupan seseorang dapat membuat mereka meragukan kemampuan dan nilai diri mereka sendiri. Rasa rendah diri juga dapat timbul jika seseorang tidak merasa diterima dan dihargai dalam lingkungan sosialnya.

Internalisasi negatif

Ketika seseorang menginternalisasi pandangan negatif atau kritik yang sering mereka dengar dari orang lain, mereka cenderung mengadopsi pandangan tersebut sebagai bagian dari identitas mereka. Ini dapat menyebabkan rasa rendah diri yang berkelanjutan.

Gangguan mental

Beberapa gangguan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan makan, dapat berkontribusi pada rendah diri. Gangguan-gangguan ini dapat mempengaruhi persepsi diri dan menyebabkan keraguan diri.

Penyebab rendah diri dapat bervariasi untuk setiap individu, dan seringkali ada kombinasi beberapa faktor yang berkontribusi. Identifikasi penyebab yang mendasari dapat membantu dalam mengatasi dan mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat

LANGKAH UNTUK MENGATASINYA

Anak yang mengalami rendah diri memerlukan perhatian khusus dan dukungan dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua atau orang dewasa dapat membantu mengatasi rendah diri pada anak dengan beberapa cara sebagai berikut.

Berikan pujian dan penghargaan

Berikan pujian yang tulus dan penghargaan atas prestasi dan usaha anak. Fokuskan pada kelebihan dan keberhasilan mereka, baik dalam hal akademik, olahraga, seni, atau aktivitas lain yang diminati anak. Hal ini akan membantu membangun rasa percaya diri anak.

Misalnya, jika anak kita berhasil mendapatkan nilai bagus dalam ujian matematika, berikan pujian yang spesifik dan tulus seperti, "Hebat sekali, kamu benar-benar pintar dalam matematika! Aku bangga melihat usahamu dan hasil yang kamu capai."

Dorong eksplorasi dan keberanian

Ajak anak untuk mencoba hal-hal baru dan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Dorong mereka untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan dengan keberanian. Proses belajar dan mengatasi rintangan dapat membantu membangun rasa percaya diri yang lebih besar.

Misalnya, jika anak kita tertarik untuk belajar bermain alat musik, dukunglah minat tersebut dengan memberikannya kesempatan untuk mengambil pelajaran musik atau mengikuti kelompok band di sekolah. Meskipun awalnya mungkin merasa canggung atau takut, dorong mereka untuk terus berlatih dan memberikan dukungan saat mereka menghadapi tantangan.

Berikan dukungan emosional

Tunjukkan kepada anak bahwa kitaa peduli dan selalu ada untuk mendukung mereka. Dengarkan dengan empati ketika mereka berbagi perasaan atau masalah mereka, dan berikan dukungan moral dan nasihat yang positif. Hindari mengkritik atau menghakimi anak secara berlebihan, karena hal ini dapat memperburuk rasa rendah diri.

Misalnya, jika anak kita sedang menghadapi masalah di sekolah atau mengalami kegagalan, dengarkan dengan empati dan berikan dukungan moral. Misalkan mereka merasa rendah diri setelah mendapat nilai buruk dalam ujian, katakanlah, "Aku mengerti kalau kamu merasa sedih dengan hasil ini, tetapi ingatlah bahwa satu kegagalan tidak menentukan siapa kamu. Kamu memiliki kemampuan besar, dan aku yakin kamu bisa bangkit dan mencapai prestasi yang lebih baik di masa depan."

Bantu anak menetapkan tujuan dan mengukur kemajuan

Bantu anak untuk menetapkan tujuan yang realistis dan terukur. Bantu mereka merencanakan langkah-langkah kecil untuk mencapai tujuan tersebut, dan berikan pengakuan ketika mereka membuat kemajuan. Ini akan membantu anak merasa lebih percaya diri dan mengembangkan rasa kontrol atas hidup mereka.

Misalnya, jika anak kita memiliki minat dalam seni rupa, bantu mereka menetapkan tujuan untuk membuat serangkaian karya seni dalam beberapa bulan ke depan. Bersama-sama, buatlah rencana langkah-langkah yang perlu diambil, seperti mengumpulkan referensi, mempelajari teknik baru, dan mengikuti kursus seni. Ketika mereka menyelesaikan setiap langkah, berikan pengakuan atas usaha mereka dan perhatikan kemajuan yang mereka capai.

Ajarkan keterampilan sosial

Keterampilan sosial yang baik dapat membantu anak merasa lebih nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Ajarkan mereka keterampilan komunikasi, negosiasi, dan resolusi konflik yang sehat. Dorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti klub atau kelompok belajar, yang dapat membantu mereka membangun hubungan sosial yang positif.

Misalnya, jika anak kita memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya, ajarkan mereka keterampilan komunikasi yang efektif. Latih mereka dalam mengajukan pertanyaan, mendengarkan dengan baik, dan menunjukkan empati terhadap orang lain. Anda juga dapat memainkan peran dan berperan sebagai teman berlatih untuk membantu mereka mempraktikkan keterampilan sosial baru.

Jaga suasana yang positif di rumah

Ciptakan lingkungan yang mendukung di rumah dengan memberikan perhatian positif, cinta, dan dukungan kepada anak. Hindari perbandingan atau kritik yang tidak membangun. Berikan contoh yang baik dengan menunjukkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Coba, luangkan waktu untuk berbicara dan menghabiskan waktu bersama anak kita setiap hari. Dalam percakapan sehari-hari, berikan pujian dan dorongan positif. Misalnya, berterima kasih kepada mereka karena membantu pekerjaan rumah tangga atau memberikan pengakuan atas usaha mereka dalam mencapai tujuan pribadi mereka.

Dapatkan bantuan profesional jika diperlukan

Jika anak terus mengalami rendah diri yang parah atau jika masalah ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, penting untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat membantu anak menjalani proses pengembangan diri yang lebih mendalam.

Perlu ditekankan disini bahwa membangun rasa percaya diri adalah proses yang berkelanjutan. Diperlukan waktu, kesabaran, dan dukungan yang konsisten dari orang dewasa di sekitar anak untuk membantu mereka mengatasi rendah diri.

Semua contoh di atas merupakan langkah konkret yang dapat kita ambil untuk membantu anak mengatasi rendah diri. Ingatlah bahwa setiap anak unik, jadi penting untuk memahami kebutuhan dan minat khusus anak kita saat mengimplementasikan langkah-langkah tersebut. Melalui perhatian dan dukungan yang konsisten, kita dapat membantu anak membangun kepercayaan diri yang kuat dan mengatasi rasa rendah diri. Setiap langkah yang diambil, seperti memberikan pujian yang tulus, mendorong eksplorasi minat mereka, atau mengajarkan keterampilan sosial, adalah investasi berharga dalam perkembangan anak kita. Penting untuk diketahui bahwa setiap anak memiliki kebutuhan dan minat yang berbeda, jadi luangkan waktu untuk memahami mereka dengan baik. Melalui pendekatan yang terfokus dan penuh kasih, kita dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, siap menghadapi tantangan hidup, dan percaya pada potensi mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun