Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dahsyatnya Pengaruh Kebiasaan pada Kehidupan

6 Mei 2023   10:36 Diperbarui: 6 Mei 2023   10:39 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DAHSYATNYA PENGARUH KEBIASAAN PADA KEHIDUPAN

Oleh: Sukir Santoso

Kebiasaan dapat menjadi kunci sukses atau kegagalan dalam kehidupan seseorang. Kebiasaan yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan membawa kesuksesan, sedangkan kebiasaan buruk dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan keuangan. Namun, membentuk kebiasaan baru tidaklah mudah. Diperlukan waktu, kesabaran, dan kemauan untuk mengubah perilaku lama dan membentuk kebiasaan baru. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang dahsyatnya pengaruh kebiasaan dan bagaimana membentuk kebiasaan positif yang berdampak pada kehidupan Anda.

Definisi kebiasaan 

Charles Duhigg, dalam bukunya yang berjudul  "The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business", yang diterbitkan pertama kali pada tanggal 28 Februari 2012 oleh penerbit Random House, menyatakan bawa kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara teratur dan hampir tanpa sadar, yang dihasilkan dari rangkaian tiga komponen yaitu mental, rutinitas, dan hadiah.

Sedang menurut Stephen Covey, dalam buku "The 7 Habits of Highly Effective People", yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1989 oleh penerbit Simon & Schuster,  kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan berulang-ulang secara konsisten sehingga membentuk karakter atau kepribadian seseorang.

Menurut William James, seorang filsuf dan psikolog Amerika, kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara otomatis dan tanpa kesadaran. Menurut B.J. Fogg, seorang ahli perilaku dan pendiri Behavior Design Lab di Stanford University, kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara otomatis dan tanpa disadari, yang dipicu oleh situasi atau konteks tertentu. Sedang menurut Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, kebiasaan adalah tindakan yang dilakukan secara teratur dan tanpa kesadaran yang membentuk karakter atau kepribadian seseorang.

Berdasarkan definisi kebiasaan dari beberapa ahli  di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan secara teratur, otomatis, dan hampir tanpa kesadaran yang dapat membentuk karakter atau kepribadian seseorang.

Kebiasaan dipicu oleh situasi atau konteks tertentu dan dapat dibentuk melalui konsistensi dalam melakukan tindakan atau perilaku tersebut. Kebiasaan positif dapat membawa manfaat dan kesuksesan dalam kehidupan, sedangkan kebiasaan negatif dapat merusak kesehatan dan kualitas hidup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan dan membentuk kebiasaan yang positif dan menghindari kebiasaan yang negatif.

Kaitan kebiasaan dengan kerja otak

Kebiasaan memiliki kaitan yang erat dengan otak. Ketika seseorang melakukan kebiasaan, otak akan membentuk pola-pola pikir dan perilaku yang terkait dengan kebiasaan tersebut. Dalam otak, kebiasaan terbentuk melalui suatu proses yang disebut neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk berubah dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan atau pengalaman yang dialami.

Neuroplastisitas terjadi ketika neuron-neuron di otak saling berinteraksi dan membentuk jalur-jalur saraf yang terhubung dengan kebiasaan. Ketika seseorang melakukan kebiasaan yang sama berulang-ulang, jalur-jalur saraf tersebut semakin diperkuat dan memudahkan otak untuk melakukan kebiasaan tersebut secara otomatis. Dalam hal ini, semakin sering seseorang melakukan kebiasaan, semakin kuat pula hubungan antara neuron-neuron dalam otak yang terkait dengan kebiasaan tersebut.

Namun, ketika seseorang ingin mengubah atau memperbaiki kebiasaannya, otak juga memiliki kemampuan untuk berubah melalui neuroplastisitas. Dalam hal ini, seseorang dapat membentuk kebiasaan yang baru dengan melatih otak untuk membentuk jalur-jalur saraf yang berbeda dengan kebiasaan lama. Proses ini memerlukan waktu dan konsistensi dalam melakukan tindakan yang baru, sehingga jalur-jalur saraf yang baru dapat terbentuk dan menjadi kebiasaan baru.

Otak memiliki peran penting dalam membentuk dan mengubah kebiasaan. Maka dengan memahami bagaimana otak terlibat dalam pembentukan kebiasaan, seseorang dapat lebih memahami dan mengoptimalkan proses pembentukan dan perubahan kebiasaan yang diinginkan.

Pengaruh kebiasaan dalam kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun