Otoriter. Orang tua yang otoriter cenderung memberikan perintah dan memaksa anak-anak mereka untuk mengikuti kehendak mereka. Mereka mungkin mempertimbangkan pandangan anak-anak mereka tidak penting dan tidak memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak merasa terkekang dan merasa tidak memiliki kontrol atas hidup mereka sendiri.
Perfeksionis. Orang tua yang sangat menuntut perfeksionisme sering menekankan pada kinerja dan prestasi anak-anak mereka. Mereka mungkin memberikan tekanan yang berlebihan pada anak-anak mereka untuk mencapai standar tinggi, bahkan jika itu merugikan kesehatan mental atau fisik anak-anak mereka. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak dihargai dan kehilangan kepercayaan diri.
Acuh tak acuh. Orang tua yang bersikap acuh tak acuh terhadap anak-anak mereka dapat menyebabkan dampak yang merugikan pada kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka. Orang tua yang mengabaikan kebutuhan dasar anak-anak mereka seperti makanan, air, kebersihan, atau perhatian emosional dapat menyebabkan anak-anak merasa tidak dicintai dan merasa tidak dihargai.
Sebagai akhir kata, mencari keseimbangan dalam kehidupan sebagai orang tua adalah sebuah perjalanan. Setiap orang tua harus menemukan cara yang tepat untuk mencapai keseimbangan yang tepat untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Dengan menemukan keseimbangan yang tepat, orang tua dapat menikmati peran mereka dengan lebih bahagia dan memberikan perawatan dan perhatian yang lebih baik kepada anak-anak mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H