Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Brigadir Jenderal Anumerta Slamet Riyadi

16 Agustus 2021   11:34 Diperbarui: 16 Agustus 2021   18:03 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II di Yogyakarta sebagai ibu kota negara, Slamet Riyadi berhasil mengusir Belanda di Surakarta dalam pertempuran yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 Agustus 1945.

Pada 10 Juli 1950 kolonel yang masih berusia 23 tahun itu ditugaskan sebagai bagian dari Operasi Senopati untuk membasmi pemberontakan RMS di Maluku.

Untuk merebut kota Ambon Kolonel Slamet Riyadi membagi pasukannya menjadi dua bagian. Bagian pasukan yang dipimpinya sendiri menyerang dari arah pantai timur, sedang yang sebagian lainnya menyerang dari pantai utara. Dengan mudah Slamet Riyadi berhasil mengambil alih pantai timur dan mendaratkan banyak tentara infanteri dan kendaraan lapis baja.

Pada tanggal 3 November 1050, pasukan Kolonel Slamet Riyadi Bersama pasukan Kolonel Kawilarang  ditugaskan untuk merebut benteng Victoria di kota Ambon. Setelah berhasil melewati hutan bakau dan berkali-kali mendapatkan berondongan senapan dari para pemberontak akhirnya dapat mencapai benteng Victoria pada tanggal  4 November tahun 1950. Kemudian terjadilah pertempuran sengit dengan tentara pemberontak.

Ketika Kolonel Slamet Riyadi menaiki tank menuju markas RMS tembakan senapan mesin menghujaninya. Berondongan tembakan itu menembus baju anti-peluru dan perutnya. Karena luka-lukanya, ia dilarikan ke rumah sakit kapal di perairan Tulehu. Dokter tak berhasil mengobati luka-lukanya dan Kolonel Slamet Riyadi gugur.

Dengan gugurnya Kolonel Slamet Riyadi pemerintah memberikan kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal Anumerta.

Dan pada 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Rijadi gelar Pahlawan Nasional Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 2007.

Dirangkum dari berbagai Sumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun